Senin, 08 April 2019


Hasil gambar untuk Model Bisnis Konvensional,Waralaba dan E- Commerce



 Menurut Huat, T Chwee (1990) Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang & jasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis sebagai suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat (bussinessis then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society.
                    Menurut Steinford ( 1979) Business is an institution which produces goods and services demanded by people.” Artinya bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba.

Bisnis Konvensional
                    Konvensional atau yang lebih sering dikenal dengan bisnis offline adalah kegiatan atau transaksi jual-beli yang dilakukan secara langsung, bertatap muka antara penjual dengan pembeli.
Kelebihan dalam bisnis konvensional :
1. Pembeli langsung dapat melihat produk yang
2. Umumnya bisnis konvensional memiliki tempat atau kios
3. Memiliki banyak stok sehingga apabila sewaktu-waktu pembeli ingin membeli produk,
4. Terjamin, karena selain dapat melihat barang secara langsung, pembeli juga dapat mengetahui
Kekurangan dalam bisnis konvensional :
1. Lingkup pemasarannya terbatas
2. Membutuhkan modal yang cukup besar
3. Memerlukan banyak stok
4. Apabila pembeli ingin membeli barang


Bisnis waralaba
                        waralaba adalah waralaba jika dalam bahasa Inggris yaitu dari kata “Franchising” dan jika dalam bahasa Francis yaitu “Franchise”, Merupakan hubungan bisnis atau usaha antara pemilik merek, produk maupun sistem operasioal dengan pihak kedua yang berupa pemberian izin dari pemakaian merek, produk dan sistem operasional dalam jangka waktu yang telah di tentukan sebelumnya.
                       Atau definisi lain dari waralaba adalah bentuk kerjasama bisnis atau usaha dengan memakai prinsip kemitraan, sebuah perusahaan yang sudah mapan baik itu dari segi sistem manajemennya, keuangannya maupun dari marketingnya serta adanya merek dari produk perusahaan yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, dengan perusahaan ataupun individu yang memakai merek dari produk maupun sistem tersebut itulah yang disebut dengan waralaba

1.    Keuntungan Waralaba
– Manajemen bisnis telah terbangun
Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di bawah bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide, penamaan dan manajemen suatu bisnis telah di uji coba sebelumnya dan siap untuk di implementasikan pada lokasi yang baru.
– Sudah dikenal masyarakat
Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun reputasi bisnis tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan membangun bisnis baru.
– Manajemen finansial yang lebih mudah
Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, sistem manajeman finansial telah di tetapkan oleh pemilik waralaba utama, sehingga kita tidak perlu dipusingkan lagi dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis baru.
– Kerjasama bisnis telah terbangun
Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan juga pemasaran.
2.    Kekurangan Bisnis Waralaba
– Kurang kendali
Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun terkadang tidak bisa diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.
– Sangat terikat dengan supplier
Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap pengusaha menginginkan modal yang kecil. Salah satu caranya adalah mencari supplier yang murah. Dengan menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun telah ditentukan. Sehingga kita tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.
– Ketergantungan pada reputasi waralaba lain
Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya reputasi waralaba terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang lain melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini juga akan mempengaruhi waralaba yang anda kelola.
– Biaya waralaba
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bag.






Bisnis e-commerce
                     Perdagangan elektronik (Electronic commerce atau e-commerce ) yaitu penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektonik seperti internet, televisi, website, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Sedangkan E-Commerce menurut Kalakota dan Whinston (1997) dapat ditinjau dalam 4 perspektif berikut:
Dari perspektif komunikasi, E-Commerce adalah pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan elektronik lainnya.
Dari perspektif proses bisnis, E-Commerce adalah aplikasi dari teknologi yang menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.
Dari perspektif layanan, E-Commerce merupakan suatu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.
Dari perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan menjual barang ataupun informasi melalui internet dan sarana online lainnya.

 Bentuk e-commerce yang ada di Indonesia
Secara umum bisnis e-commerce di Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk diantaranya sebagai berikut:
1.       Business to Business (B2B) adalah sistem komunikasi bisnis on-line antar pelaku bisnis E-commerce, penjual, dan pembeli yang pada umumnya adalah organisasi/perusahaan yang transaksinya dilakukan oleh para trading partners yang sudah saling kenal dengan format data yang telah disepakati bersama.
2.       Business to Consumer (B2C) B2C dapat diartikan sebagai jenis perdagangan elektronik di mana ada sebuah perusahaan (business) yang melakukan penjualan langsung barang-barangnya kepada pembeli (consumer). Contoh perusahaan kelas dunia yang telah menerapkan B2C adalah Amazon.com.                                                        
E -commerce yang penjualnya adalah perusahaan, dan pembelinya adalah perorangan merupakan mekanisme toko on-line (electronic shopping mall), yaitu transaksi antara e-merchant dengan e-customer Dan sifatnya terbuka untuk publik, sehingga setiap individu dapat mengaksesnya melalui suatu web server.
3.       Consumer-to-Consumer(C2C): E-commerce dalam bentuk ini yaitu dimana seorang penjual produk atau jasa menawarkan/menjual produknya kepada orang lain, Merupakan sistem komunikasi dan transaksi bisnis antar konsumen untuk memenuhi kebutuhan tertentu pada saat tertentu.
                   
                    Dalam bisnis e-commerce banyak potensi dalam pasar Indonesia yang berkembang cukup pesat, namun terdapat tantangan yang perlu dihadapi, yaitu metode pembayaran bukan cash, dan tantangan jasa ekspedisi atau pengiriman barang dalam hal ini, konsumen seringkali mengeluh akan kerugian yang dialami seperti keterlambatan pengiriman, terjadi kerusakan pada barang yang dikirim hingga barang yang dikirim tidak sesuai dengan yang diminta.


Contoh Model Bisnis Konvensional,Waralaba dan  E- Commerce Serta kisah sukes di baliknya.
A.   Bisnis Waralaba
Bisnis Waralaba Makanan & Minuman
                     Menjalankan bisnis waralaba makanan & minuman memiliki potensi bisnis yang sangat bagus karena makanan merupakan kebutuhkan pokok manusia yang pasti selalu dicari orang. Merintis bisnis makanan, misalnya restaurant atau tempat makan dengan merk dagang baru adalah sebuah tantangan yang cukup sulit, terutama untuk orang yang belum memiliki pengalaman berbisnis makanan sebelumnya. Dan menjalankan usaha franchise makanan/  minuman menjadi salah satu opsi yang sangat tepat untuk permasalahan tersebut.


Contoh usaha waralaba murah untuk makanan & minuman :
ES Teler 77
Es Teler 77
                   Es Teler 77 – Untuk memulai sebuah usaha yang besar tentunya membutuhkan kerja keras yang besar pula. Demikian juga seperti yang telah dilakukan oleh pengusaha sukses pemilik brand Es Teler 77, Sukyatno Nugroho  memulai usaha keluarganya tersebut mulai dari nol hingga bisa bertahan selama lebih dari 30 tahun bahkan menjadi salah satu brand bisnis waralaba terbaik dan terpopuler yang ada di Indonesia.
                  Hingga kini, Es Teler 77 masih mempertahankan cita rasa kuliner nusantara dan senantiasa meningkatkan mutu pelayanannya. Hasilnya, Es Teler 77 telah berhasil mengembangkan sayapnya dengan go internasional di beberapa negara. Tidak hanya itu, dengan total gerai yang mencapai lebih dari 200 buah di seluruh nusarantara dan luar negeri, membuktikan brand tersebut kian mantab dan dikenal.
                 Lokasi pertama yang menjadi tempat berjualan Es Teler 77 adalah di pelataran pertokoan Duta Merlin di Jakarta. Dengan bantuan 5 orang karyawan, Es Teler 77 mulai aktif beroperasi. Pada awalnya perkembangan usahanya tersebut dapat dibilang cukup baik. Dengan rasa yang nikmat serta harga yang cukup terjangkau kuliner Es Teler 77 bisa mendapatkan pelanggan dengan cukup cepat.
               Namun kendala juga tidak surut datangnya, posisi tenda yang terletak di kawasan rawan banjir menjadikan Es Teler 77 jarang berjualan jika memasuki musim hujam. Dan puncaknya adalah manakala pengelola Es Teler 77 tidak sanggup lagi membayar uang sewa lahan dagang yang dipatok dengan harga yang tidak realistis. Hal tersebut menjadikan Es Teler 77 harus angkat kaki dari kawasan tersebut mencari tempat berjualan lain.
                Berselang 5 tahun, pada tahun 1987 sang pendiri Es Teler 77 mulai melihat potensi pengembangan bisnisnya tersebut untuk dijadikan peluang usaha waralaba. Dan jadilah pada tahun itu juga, franchise Es Teler 77 yang pertama kali dibuka oleh member pertama yang berdomisili di Solo. Sejak itu mitra baru pun muncul satu per satu hingga kini total mencapai lebih dari 200 mitra.
                     Menjalani pengelolaan waralaba memang bukan perkara yang mudah. Tuntutan untuk menyediakan bahan makanan yang bermutu dan terjamin mengharuskan pengelola membangun sebuah dapur bahan yang khusus menyiapkan bahan makanan untuk di distribusikan ke semua mitra Es Teler 77 di seluruh nusantara. Dapur bahan Es Teler 77 akhirnya dibangun pertama kali di daerah Jakarta Barat namun karena kekurangan lokasi akhirnya dibuat dapur yang lebih besar di daerah Serpong hingga saat ini.
                     Tidak hanya itu, saat ini Es Teler 77  juga telah membuka gerainya di beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Australia serta yang paling baru yaitu di Arab dan India. Salah satu misi yang bawa oleh Es Teler 77  adalah juga memperkenalkan kuliner asli Indonesia ke kancah internasional.

B.   Bisnis Konvensional
     Bisnis jasa salon atau cukur rambut
           Bisnis yang satu ini tidak mungkin bisa dilakukan secara online. Sehingga bisnis jasa ini akan tetap marak di tengah maraknya bisnis online.
Contoh :
Salon Johnny Andrean
 Gambar terkait

              Johnny Andrean adalah seorang pengusaha ternama di Indonesia. Bisnisnya Ia mulai dari nol. Artinya, Ia sendirilah yang menjadi pendiri sekaligus pionir pembentukan bisnisnya sejak awal.
               Bisnis awal Johnny Andrean adalah salon. Salon itu dibuat pertama kali pada tahun 1980-an di bagian ujung Jakarta Utara. Usaha salon dipilihnya karena bekal skill yang diajarkan oleh ibunya. Membuat salon baru pada zaman itu tentunya bukan hal mudah. Ada lika-liku tersendiri yang menjadi batu sandungan bagi Johnny Andrean.
                  Masalah yang pernah dialaminya adalah cara mempertahankan para pekerja di bidang hair stylish agar tidak pindah ke salon lain. Hal ini sangat penting karena tidak mudah untuk mempertahankan pekerja jika persaingan di satu bidang sangat ketat. Selain itu, terdapat pula masalah yang sangat besar yakni krisis moneter tahun 1998. Penjarahan terjadi di 19 titik cabang salon Johnny Andrean pada Mei 1998 sehingga banyak kerugian yang diperolehnya. Namun, ia selalu optimis dan membangun kembali bisnisnya hingga sukses.

C.   Bisnis E-Commerce
               Toko Online
                Saat ini aktivitas berbelanja tidak hanya harus dengan bertemunya penjual dan pembeli, namun perdagangan bisa terjadi tanpa bertemu dengan bantuan internet. Salah satunya karena adanya e-commerce. Tidak hanya penjualan barang, e-commerce juga merambah reservasi, rental hingga transportasi online. Contoh bisnis e-commerce sukses di Indonesia :
Tokopedia
Hasil gambar untuk tokopedia

                Tokopedia merupakan salah satu bisnis e-commerce di Indonesia dengan model marketplace c2c (customer to customer). Melalui Tokopedia, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan juga usaha perorangan dapat melakukan pengembangan pada bidang usahanya.
               Hal ini dibuktikan dengan adanya fitur membuka toko pada tokopedia, dan sekaligus pihak yang berperan sebagai penjual dapat mengelolanya secara online. Salah satu penghargaan yang telah diterima adalah terpilihnya tokopedia pada Indonesia Digital Economy Award tahun 2016 sebagai Best Company in Consumer Industry.
                Tokopedia mengharuskan pihak penjual untuk menggunakan sistem escrow atau rekening bersama. Tokopedia akan menjadi pihak ketiga di antara pihak penjual dan pihak pembeli. Ketika terjadi transaksi, pihak pembeli akan membayar ke tokopedia, setelah itu tokopedia akan mengkonfirmasi kepada pihak penjual bahwa pembayaran sudah dilakukan oleh pihak pembeli.
                   Setelah pihak penjual telah melakukan pengiriman atau penyerahan barang kepada pihak pembeli, dan pihak pembeli telah mengkonfirmasi bahwa barang telah diterima dan sesuai dengan permintaan, maka Tokopedia akan meneruskan pembayaran tersebut kepada pihak penjual. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya tindak kejahatan berupa penipuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar