![Hasil gambar untuk Model Bisnis Konvensional,Waralaba dan E- Commerce](https://www.diedit.com/wp-content/uploads/2017/05/e-commerce-1.jpg)
Menurut
Huat, T Chwee (1990) Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang
menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang & jasa
dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis sebagai suatu sistem yang memproduksi
barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat (bussinessis then simply a
system that produces goods and service to satisfy the needs of our society.
Menurut Steinford ( 1979)
Business is an institution which produces goods and services demanded by
people.” Artinya bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka
lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, sambil memperoleh laba.
Bisnis Konvensional
Konvensional atau yang
lebih sering dikenal dengan bisnis offline adalah kegiatan atau transaksi
jual-beli yang dilakukan secara langsung, bertatap muka antara penjual dengan pembeli.
Kelebihan dalam bisnis konvensional :
1. Pembeli langsung dapat melihat produk
yang
2. Umumnya bisnis konvensional memiliki
tempat atau kios
3. Memiliki banyak stok sehingga apabila
sewaktu-waktu pembeli ingin membeli produk,
4. Terjamin, karena selain dapat melihat
barang secara langsung, pembeli juga dapat mengetahui
Kekurangan dalam bisnis konvensional :
1. Lingkup pemasarannya terbatas
2. Membutuhkan modal yang cukup besar
3. Memerlukan banyak stok
4. Apabila pembeli ingin membeli barang
Bisnis waralaba
waralaba adalah
waralaba jika dalam bahasa Inggris yaitu dari kata “Franchising” dan jika dalam
bahasa Francis yaitu “Franchise”, Merupakan hubungan bisnis atau usaha antara
pemilik merek, produk maupun sistem operasioal dengan pihak kedua yang berupa
pemberian izin dari pemakaian merek, produk dan sistem operasional dalam jangka
waktu yang telah di tentukan sebelumnya.
Atau definisi lain dari
waralaba adalah bentuk kerjasama bisnis atau usaha dengan memakai prinsip
kemitraan, sebuah perusahaan yang sudah mapan baik itu dari segi sistem
manajemennya, keuangannya maupun dari marketingnya serta adanya merek dari
produk perusahaan yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, dengan perusahaan
ataupun individu yang memakai merek dari produk maupun sistem tersebut itulah
yang disebut dengan waralaba
1.
Keuntungan
Waralaba
– Manajemen bisnis telah terbangun
Bisnis waralaba memberikan keuntungan
untuk berbisnis di bawah bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang
bagus. Ide, penamaan dan manajemen suatu bisnis telah di uji coba sebelumnya
dan siap untuk di implementasikan pada lokasi yang baru.
– Sudah dikenal masyarakat
Pemasaran bisnis waralaba cenderung
lebih mudah, karena bisnis sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat.
Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun reputasi
bisnis tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan membangun bisnis baru.
– Manajemen finansial yang lebih mudah
Investor cenderung lebih suka untuk
memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan
pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, sistem manajeman finansial telah
di tetapkan oleh pemilik waralaba utama, sehingga kita tidak perlu dipusingkan
lagi dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis baru.
– Kerjasama bisnis telah terbangun
Orang yang membeli waralaba bisa
mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik
waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan
juga pemasaran.
2.
Kekurangan
Bisnis Waralaba
– Kurang kendali
Salah satu kekurangan dari bisnis
waralaba adalah kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya
sendiri, karena semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga
ruang gerak pembeli waralaba sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun
terkadang tidak bisa diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.
– Sangat terikat dengan supplier
Untuk mendapatkan keuntungan yang
mencukupi, tentunya setiap pengusaha menginginkan modal yang kecil. Salah satu
caranya adalah mencari supplier yang murah. Dengan menggunakan sistem waralaba,
pihak pemasok barang pun telah ditentukan. Sehingga kita tidak bisa memilih
lagi supplier yang lebih murah.
– Ketergantungan pada reputasi waralaba
lain
Salah satu kekurangan terbesar dari
waralaba adalah tergantungnya reputasi waralaba terhadap waralaba yang lain.
Jika waralaba yang lain melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusaknya
reputasi, maka hal ini juga akan mempengaruhi waralaba yang anda kelola.
– Biaya waralaba
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan
biaya awal untuk membeli perjanjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk
pelatihan dan dukungan bag.
Bisnis e-commerce
Perdagangan elektronik
(Electronic commerce atau e-commerce ) yaitu penyebaran, pembelian, penjualan,
pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektonik seperti internet, televisi,
website, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer
dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen otomatis, dan
sistem pengumpulan data otomatis.
Sedangkan
E-Commerce menurut Kalakota dan Whinston (1997) dapat ditinjau dalam 4
perspektif berikut:
Dari perspektif komunikasi, E-Commerce
adalah pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan
komputer atau melalui peralatan elektronik lainnya.
Dari perspektif proses bisnis,
E-Commerce adalah aplikasi dari teknologi yang menuju otomatisasi dari
transaksi bisnis dan aliran kerja.
Dari perspektif layanan, E-Commerce
merupakan suatu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan
manajemen untuk memangkas biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan
kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.
Dari perspektif online, E-Commerce
menyediakan kemampuan untuk membeli dan menjual barang ataupun informasi
melalui internet dan sarana online lainnya.
Bentuk e-commerce yang ada di Indonesia
Secara umum bisnis e-commerce di
Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk diantaranya sebagai berikut:
1.
Business to Business (B2B) adalah sistem komunikasi bisnis on-line antar
pelaku bisnis E-commerce, penjual, dan pembeli yang pada umumnya adalah
organisasi/perusahaan yang transaksinya dilakukan oleh para trading partners
yang sudah saling kenal dengan format data yang telah disepakati bersama.
2.
Business to Consumer (B2C) B2C dapat diartikan sebagai jenis perdagangan
elektronik di mana ada sebuah perusahaan (business) yang melakukan penjualan
langsung barang-barangnya kepada pembeli (consumer). Contoh perusahaan kelas
dunia yang telah menerapkan B2C adalah Amazon.com.
E -commerce yang penjualnya adalah
perusahaan, dan pembelinya adalah perorangan merupakan mekanisme toko on-line
(electronic shopping mall), yaitu transaksi antara e-merchant dengan e-customer
Dan sifatnya terbuka untuk publik, sehingga setiap individu dapat mengaksesnya
melalui suatu web server.
3.
Consumer-to-Consumer(C2C): E-commerce dalam bentuk ini yaitu dimana
seorang penjual produk atau jasa menawarkan/menjual produknya kepada orang
lain, Merupakan sistem komunikasi dan transaksi bisnis antar konsumen untuk
memenuhi kebutuhan tertentu pada saat tertentu.
Dalam bisnis e-commerce
banyak potensi dalam pasar Indonesia yang berkembang cukup pesat, namun
terdapat tantangan yang perlu dihadapi, yaitu metode pembayaran bukan cash, dan
tantangan jasa ekspedisi atau pengiriman barang dalam hal ini, konsumen
seringkali mengeluh akan kerugian yang dialami seperti keterlambatan
pengiriman, terjadi kerusakan pada barang yang dikirim hingga barang yang
dikirim tidak sesuai dengan yang diminta.
Contoh Model Bisnis Konvensional,Waralaba
dan E- Commerce Serta kisah sukes di
baliknya.
A. Bisnis
Waralaba
Bisnis Waralaba Makanan
& Minuman
Menjalankan bisnis
waralaba makanan & minuman memiliki potensi bisnis yang sangat bagus karena
makanan merupakan kebutuhkan pokok manusia yang pasti selalu dicari orang.
Merintis bisnis makanan, misalnya restaurant atau tempat makan dengan merk
dagang baru adalah sebuah tantangan yang cukup sulit, terutama untuk orang yang
belum memiliki pengalaman berbisnis makanan sebelumnya. Dan menjalankan usaha
franchise makanan/ minuman menjadi salah
satu opsi yang sangat tepat untuk permasalahan tersebut.
Contoh
usaha waralaba murah untuk makanan & minuman :
ES Teler 77
![Es Teler 77](file:///C:/Users/FINC-T~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Es Teler 77 – Untuk memulai
sebuah usaha yang besar tentunya membutuhkan kerja keras yang besar pula.
Demikian juga seperti yang telah dilakukan oleh pengusaha sukses pemilik brand
Es Teler 77, Sukyatno Nugroho memulai
usaha keluarganya tersebut mulai dari nol hingga bisa bertahan selama lebih
dari 30 tahun bahkan menjadi salah satu brand bisnis waralaba terbaik dan
terpopuler yang ada di Indonesia.
Hingga kini, Es Teler 77
masih mempertahankan cita rasa kuliner nusantara dan senantiasa meningkatkan
mutu pelayanannya. Hasilnya, Es Teler 77 telah berhasil mengembangkan sayapnya
dengan go internasional di beberapa negara. Tidak hanya itu, dengan total gerai
yang mencapai lebih dari 200 buah di seluruh nusarantara dan luar negeri,
membuktikan brand tersebut kian mantab dan dikenal.
Lokasi pertama yang menjadi
tempat berjualan Es Teler 77 adalah di pelataran pertokoan Duta Merlin di
Jakarta. Dengan bantuan 5 orang karyawan, Es Teler 77 mulai aktif beroperasi.
Pada awalnya perkembangan usahanya tersebut dapat dibilang cukup baik. Dengan
rasa yang nikmat serta harga yang cukup terjangkau kuliner Es Teler 77 bisa
mendapatkan pelanggan dengan cukup cepat.
Namun kendala juga tidak surut
datangnya, posisi tenda yang terletak di kawasan rawan banjir menjadikan Es
Teler 77 jarang berjualan jika memasuki musim hujam. Dan puncaknya adalah
manakala pengelola Es Teler 77 tidak sanggup lagi membayar uang sewa lahan
dagang yang dipatok dengan harga yang tidak realistis. Hal tersebut menjadikan
Es Teler 77 harus angkat kaki dari kawasan tersebut mencari tempat berjualan
lain.
Berselang 5 tahun, pada tahun
1987 sang pendiri Es Teler 77 mulai melihat potensi pengembangan bisnisnya
tersebut untuk dijadikan peluang usaha waralaba. Dan jadilah pada tahun itu
juga, franchise Es Teler 77 yang pertama kali dibuka oleh member pertama yang
berdomisili di Solo. Sejak itu mitra baru pun muncul satu per satu hingga kini
total mencapai lebih dari 200 mitra.
Menjalani
pengelolaan waralaba memang bukan perkara yang mudah. Tuntutan untuk
menyediakan bahan makanan yang bermutu dan terjamin mengharuskan pengelola
membangun sebuah dapur bahan yang khusus menyiapkan bahan makanan untuk di
distribusikan ke semua mitra Es Teler 77 di seluruh nusantara. Dapur bahan Es
Teler 77 akhirnya dibangun pertama kali di daerah Jakarta Barat namun karena
kekurangan lokasi akhirnya dibuat dapur yang lebih besar di daerah Serpong
hingga saat ini.
Tidak hanya itu, saat ini
Es Teler 77 juga telah membuka gerainya
di beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Australia serta yang paling
baru yaitu di Arab dan India. Salah satu misi yang bawa oleh Es Teler 77 adalah juga memperkenalkan kuliner asli
Indonesia ke kancah internasional.
B. Bisnis
Konvensional
Bisnis jasa salon atau cukur rambut
Bisnis yang satu ini tidak mungkin
bisa dilakukan secara online. Sehingga bisnis jasa ini akan tetap marak di
tengah maraknya bisnis online.
Contoh :
Salon Johnny Andrean
![Gambar terkait](file:///C:/Users/FINC-T~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
Johnny Andrean adalah seorang
pengusaha ternama di Indonesia. Bisnisnya Ia mulai dari nol. Artinya, Ia
sendirilah yang menjadi pendiri sekaligus pionir pembentukan bisnisnya sejak
awal.
Bisnis awal Johnny Andrean adalah salon. Salon
itu dibuat pertama kali pada tahun 1980-an di bagian ujung Jakarta Utara. Usaha
salon dipilihnya karena bekal skill yang diajarkan oleh ibunya. Membuat salon
baru pada zaman itu tentunya bukan hal mudah. Ada lika-liku tersendiri yang
menjadi batu sandungan bagi Johnny Andrean.
Masalah yang pernah
dialaminya adalah cara mempertahankan para pekerja di bidang hair stylish agar
tidak pindah ke salon lain. Hal ini sangat penting karena tidak mudah untuk
mempertahankan pekerja jika persaingan di satu bidang sangat ketat. Selain itu,
terdapat pula masalah yang sangat besar yakni krisis moneter tahun 1998.
Penjarahan terjadi di 19 titik cabang salon Johnny Andrean pada Mei 1998
sehingga banyak kerugian yang diperolehnya. Namun, ia selalu optimis dan
membangun kembali bisnisnya hingga sukses.
C. Bisnis
E-Commerce
Toko Online
Saat ini aktivitas berbelanja
tidak hanya harus dengan bertemunya penjual dan pembeli, namun perdagangan bisa
terjadi tanpa bertemu dengan bantuan internet. Salah satunya karena adanya
e-commerce. Tidak hanya penjualan barang, e-commerce juga merambah reservasi,
rental hingga transportasi online. Contoh bisnis e-commerce sukses di Indonesia
:
Tokopedia
![Hasil gambar untuk tokopedia](file:///C:/Users/FINC-T~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg)
Tokopedia merupakan salah satu bisnis
e-commerce di Indonesia dengan model marketplace c2c (customer to customer).
Melalui Tokopedia, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan juga usaha
perorangan dapat melakukan pengembangan pada bidang usahanya.
Hal ini dibuktikan dengan adanya
fitur membuka toko pada tokopedia, dan sekaligus pihak yang berperan sebagai
penjual dapat mengelolanya secara online. Salah satu penghargaan yang telah
diterima adalah terpilihnya tokopedia pada Indonesia Digital Economy Award
tahun 2016 sebagai Best Company in Consumer Industry.
Tokopedia mengharuskan pihak
penjual untuk menggunakan sistem escrow atau rekening bersama. Tokopedia akan
menjadi pihak ketiga di antara pihak penjual dan pihak pembeli. Ketika terjadi
transaksi, pihak pembeli akan membayar ke tokopedia, setelah itu tokopedia akan
mengkonfirmasi kepada pihak penjual bahwa pembayaran sudah dilakukan oleh pihak
pembeli.
Setelah pihak penjual telah
melakukan pengiriman atau penyerahan barang kepada pihak pembeli, dan pihak
pembeli telah mengkonfirmasi bahwa barang telah diterima dan sesuai dengan
permintaan, maka Tokopedia akan meneruskan pembayaran tersebut kepada pihak
penjual. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya tindak kejahatan
berupa penipuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar