Minggu, 29 September 2019

Pengguna dan Pengembang Sistem Informasi


Pengguna dan Pengembang Sistem Informasi ”
Tugas Pertemuan 4 Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
Dosen Pembimbing : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si



Image result for logo umb

Disusun Oleh :
Theresia Magdalena          (43218110075)

               
FAKULTAS EKONOMI BISNIS (AKUNTANSI)
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2019


KATA PENGANTAR

                         Puji syukur penulis sanpaikan kepada Tuhan YME yang telah memberikan petunjuk Nya dalam menyelesaikan makalah ini. Adapun latar belakang penulis membuat TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN : PENGGUNA DAN PENGEMBANG SISTEM INFORMASI untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si Sebagai dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
                       Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam rangka penyelesaikan proposal ini, selain itu kerja sama yang baik diantara semua pihak yang terlibat dengan penulis membuat proposal ini dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
                         Seperti kata pepatah, tidak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, masih banyak hal yang kurang dalam penulisan proposal ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat memperbaikinya. Harapan penulis, semoga proposal ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber ilmu yang baru bagi kita semua.



                                                                         Jakarta, 30 September 2019.
                                                                                       Penulis,







DAFTAR ISI

COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I - PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan
BAB II - PEMBAHASAN 3
1.    Pengertian Pengembangan Sistem 3
2.    Prinsip Pengembangan Sistem 5
3.    Proses Pengembangan Sistem 6
4.    Siklus & Metode Pengembangan Sistem 12
5.    Penyebab Kegagalan Pengembangan Sistem 19
6.    Keterlibatan User Dalam Pengembangan Sistem 19
BAB III - PENUTUP 20
DAFTAR PUSTAKA 21














BAB I
PENDAHULUAN

1.           Latar Belakang

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara penyampaian informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi) sudah ada sejak zaman dahulu. Mulai dari gambar-
gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama internet. Sistem Informasi dari setiap zaman akan selalu mengalami perubahan dan pengembangan sistem informasi. Dari tahun ke tahun sistem informasi semakin maju, semakin modern dan semakin luas cakupan informasinya.

Pengembangan sistem informasi dimulai dari tingkat kebutuhan masyarakat. Dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan informasi maka akan semakin cepat pula sistem informasi mengalami pengembangan. Informasi yang disampaikan pun berkembang. Dari sekedar menggambarkan keadaan sampai taktik bertempur.










2.           Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas maka penulis mengangkat rumusan masalah sebagai berikut.
1.    Apa Pengertian Pengembangan Sistem ?
2.    Apa Saja Prinsip Pengembangan Sistem ?
3.    Bagaimana Proses Pengembangan Sistem ? 
4.    Bagaimana Siklus Dan Metode Pengembangan Sistem ? 
5.    Apa Penyebab Kegagalan Pengembangan Sistem  ?
6.    Apa Keterlibatan User Dalam Pengembangan Sistem ? 

3.           Tujuan

*      Untuk mengetahui pengertian dari pengertian pengembangan sistem
*      Untuk mengetahui apa saja prinsip pengembangan sistem.
*      Untuk mengetahui bagaimana proses pengembangan sistem.
*      Untuk mengetahui bagaimana siklus dan metode pengembangan sistem.
*      Untuk mengetahui penyebab kegagalan pengembangan sistem.
*      Untuk mengetahui keterlibatan user dalam pengembangan sistem.










BAB II
PEMBAHASAN


1.   Pengertian Pengembangan Sistem 
Pengembangan sistem (systems development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama yang dapat berupa:  
Ø  Ketidakberesan 
Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Ketidakberesan ini dapat berupa: 
o   Kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak amannya harta kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data menjadi kurangterjamin.
o   Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin. 
o   Tidak efisiennya operasi.
o   Tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan. 
Ø  Pertumbuhan organisasi 
Pertumbuhan organisasi yang menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru. Karena adanya perubahan ini, maka menyebabkan sistem yang lama tidak efektif lagi, sehingga sistem yang lama sudah tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen. 
Teknologi informasi telah berkembang dengan cepatnya. Perangkat keras komputer, perangkat lunak dan teknologi komunikasi telah begitu cepat berkembang. Organisasi mulai merasakan bahwa teknologi informasi ini perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen. Dalam keadaan pasar bersaing, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada. Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi - instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah. 
Berikut ini dapat digunakan sebagai indikator adanya permasalahan permasalahan dan kesempatan - kesempatan yang dapat diraih, sehingga menyebabkan sistem yang lama harus diperbaiki, ditingkatkan bahkan diganti keseluruhannya. Indikator-indikator ini diantaranya adalah sebagai berikut: Keluhan dari langganan, pengiriman barang yang sering tertunda, pembayaran gaji yang terlambat, laporan yang tidak tepat waktunya, isi laporan yang sering salah, waktu kerja yang berlebihan, produktifitas tenaga kerja yang rendah, kehilangan kesempatan kompetisi pasar, kesalahan-kesalahan manual yang tinggi, kapasitas produksi yang menganggur, pekerjaan manajer yang terlalu teknis. 












2.   Prinsip Pengembangan Sistem 
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen. 
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar. 
3. Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi. 
4. Investasi yang terbaik harus bernilai. 
5. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik. 
6. Tahapan kerja dan tugas yang dilakukan dalam proses pengembangan system.  
7. Proses pengembangan sistem tidak harus urut. 
8. Jangan takut membatalkan proyek. 
9. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan system.












3.   Proses Pengembangan Sistem 
Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan di sistem yang baru. Peningkatanpeningkatan ini berhubungan dengan PIECES (Jogiyanto, 2001) yaitu sebagai berikut: 
Ø  Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput dan response time. Throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu. Response time adalah rata - rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut. 
Ø  Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan. 
Ø  Economy (ekonomis), peningkatan terhadap manfaat - manfaat atau keuntungankeuntungan atau penurunan - penurunan biaya yang terjadi. 
Ø  Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangankecurangan yang dan akan terjadi. 
Ø  Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan, efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya tersebutdari outputnya dibagi dengan inputnya. 
Ø  Services (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem. 
Proses pengembangan sistem yaitu seperangkat aktivitas, metode, dan praktik dan alat-alat terotomatisasi yang digunakan untuk meningkatkan dalam pengembangan sistem dan software. Pada awal berkembangnya system informasi, pengembangan system informasi dilakukan oleh programmer. Manajemen perusahaan (user) meminta kepada programmer untuk membuatkan program tertentu yang bisa membantu aktivitasnya. Deangan permintaan tersebut programmer akan meminta data yang harus dimasukkan dan laporan atau informasi yang ingin dikeluarkan, berdasarkan data dan laporan inilah programmer mulai dan bekerja.  Hasil akhir dari pekerjaan ini ternyata informasi yang dihasilkan tidak memuaskan dan saat itulah muncul pemikiran perlu adanya analisis sebelum sistem informasi dirancang, dan lahirlah satu metode pengembangan sistem informasi. Suatu sistem yang akan diterapkan dalam suatu organisasi biasanya akan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 
a.    Analisis sistem 
Dalam menerapkan sistem informasi terlebih dahulu perlu dilakukan analisis sistem, hal ini dimaksudkan agar sistem benarbenar aplikabel dalam suatu kerangka organisasi tertentu. Analisis sistem merupakan suatu upaya untuk mencari secara spesifik hal-hal yang dibutuhkan dalam suatu sistem baik oleh pemakai sistem maupun ruang lingkup pekearjaan sistem. Dalam melakukan analisis sistem seorang analis sistem harus melakukan penelitian secara umum sebelum melakukan analisis secara terinci. 
Rasional analisis sistem 
Terdapat beberapa pertimbangan kenapa diperlukan analisis sistem dalam suatu organisasi pertimbangan tersebut antara lain: 
1.    Problem solving. Sistem yang ada / sedang berjalan tidak dapat berfungsi dengan baik  (tidak efektif dan efisien) sehingga perlu diperbaiki 
2.    New regulation. Adanya aturan baru baik dalam masalah keuangan maupun Sumberdaya lainnya akan menuntut suatu perubahan tertentu dalam mekanisme organisasi termasuk dalam sistem informasi 
3.    New policy. Kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pimpinan puncak akan berakibat pada perlunya upaya - upaya penyesuaian dalam pengelolaan sistim informasi, sehingga sistem yang ada perlu dikaji dan dianalisis kembali 
4.    New technology. Penggunaan teknologi baru akan berimplikasi pada perubahan dalam penataan dan pengelolaan serta mekanisme organisasi, sehingga diperlukan penyesuaian sesuai dengan tuntutan penggunaan teknologi baru tersebut, untuk itu penerapannya memerlukan anaisis sistem yang cermat.  
5.    System improvement. Terkadang akibat perubahan lingkungan eksternal yang sangat cepat berakibat pada kesulitan sistem internal beradaptasi, untuk itu perlu dilakukakan upaya perbaikan sistem, yang sebelumnya sudah tentu diperlukan analisis atas sistem yang ada/sistem yang sedang berjalan 


Menentukan luas analisis sistem 
Analisis sistem merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan pertanyaan (sebagai pedoman umum) 
1.    Apa yang harus dicakup dalam suatu sistem (termasuk sistem yang baru) secara umum?
2.    Informasi apa yang diperlukan? 
3.    Siapa yang memerlukan informasi, dimana dan dalam bentuk apa? 
4.    Dari mana dan dalam bentuk apa informasi yang dikumpulkan? 
5.    Bagaimana data/informasi tersebut dikumpulkan? 
Pertanyaan - pertanyaan tersebut akan dapat membantu dalam menentukan luas analisis sistem, disamping sudah tentu ketersediaan dana dalam pelaksanaan analisis sistem tersebut. 
Dalam upaya tersebut diperlukan langkah - langkah pengumpulan fakta dengan kerangka kerja melalui kegiatan : 
1.    Analisis tingkat keputusan. Mencari informasi pada tingkatan pimpinan yang berperan sbagai decision maker 
2.    Analisis arus informasi. Mencari informasi guna mengidentifikasi informasi apa yang dibutuhkan, oleh siapa, dan darimana informasi itu diperoleh serta perangkat keras apa yang dipergunakan 
3.    Analisis input - output. Mengidentifikasi input-output dari suatu bagian serta organisasi secara keseluruhan dalam upaya tersebut proses identifikasi dapat dilakukan melalui kegiatan; wawancara, observasi dan penggunaan angket / studi dokumentasi. 
 





b.     Desain sistem 
Desain (design) merupakan upaya untuk menggambarkan, merencanakan, pembuatan sketsa atau penyusunan elemen - elemen menjadi sutu kesatuan yang utuh. Desain sistem berarti memadukan sistem sebagai suatu keseluruhan. Dalam melakukan desain sistem, analis sistem harus sudah mengetahui paling tidak tiga hal yaitu: keluaran / output, masukan / inputfile, file yang dibutuhkan dalam tahap permulaan langkah penentuan desain  konseptual (sering dipadankan dengan feasibility design / gross design / high level design) sangat penting, mengingat hal ini akan sangat berpengaruh pada arah dan kejelasan sistem informasi manajemen yang akan digunakan. Adapun input untuk desain konseptual adalah: 
1.    Rumusan singkat mengenai kebutuhan informasi manajemen 
2.    Seperangkat sasaran manajemen untuk SIM adapun tugas - tugas pokok dalam melaksanakan desain konseptual menurut Murdick et.al (2011) adalah : 
Ø  Mendefinisikan masalah secara terinci 
Ø  Menyaring sasaran manajemen untuk  menetapkan sasaran sistem 
Ø  Menetapkan kedala sistem 
Ø  Menentukan kebutuhan dan sumber informasi 
Ø  Mengembangkan desain-desain alternatif dan memilih salah satunya
Ø  Mendokumentasikan desain sistem konseptual 
Mendefinisikan masalah bermakna bahwa sebelum melakukan pendesaian sistem maka analisis sistem perlu menalami masalahmaslah yang dihadapi oleh suatu sistem yang sudah ada atau oleh bidang kerja organisasi yang akan disusun rancangan sistemnya. Hal ini dimaksudkan agar nantinya sistem yang diterapkan dapat dengan tepat menjawab / memecahkan masalah yang dihadapi oleh organisasi/atau masalah yang mungkin dihadapi. 
Setelah dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada, maka dapat diketahui sasaran manajemen yang ingin dicapai, dan apabila sasaran tersebut cukup bervariasi dan beragam, maka analis sistem harus berupaya menyaring sasaran utama yang dapat mencakup/memenuhi sasaran lainnya, hal ini tidak sederhana sehingga perlu pengkajian dan diskusi dengan para akhli serta pihak intern organisasi, agar penyaringan sasaran tepat (Burch, 2001). 
Menetapkan kendala sistem dimaksudkan agar bila sistem telah diterapkan kendala-kendala tersebut dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan, atau apabila dikenakan pada sistem yang ada, diharapkan agar sistem baru yang diterapkan dapat terhindar dari kendala-kendala tersebut. Kendala dapat terjadi dalam unsur hardware maupun software atau bahkan keduanya, disamping kendala SDM. 
Langkah berikutnya adalah menentukan informasi apa yang dibutuhkan, ini tergantung kepada siapa yang membutuhkan, top manajemen berbeda kebutuhan informasinya dengan middle manajemen ataupun karyawan operasional baik dalam keluasannya maupun lingkupnya. Sesudah itu tentukan dari mana informasi itu dapat/harus diperoleh apakah murni dari pihak intern organisasi atau harus melibatkan unsur di luar organisasi. 
Apabila langkah-langkah tersebut sudah dilakukan maka perlu dirumuskan/dikembangkan desain sistem yang mungkin diterapkan, oleh karena itu perlu dikemukakan alternatif-alternatif sistem agar memungkinkan dilakukan pemilihan sistem yang paling aplikabel. Langkah ini penting dan akan sangat bermanfaat guna mempelajari kelibihan dan kekurangan masing-masing desain sistem, sesudah iru kalau mungkin memadukannya untuk meminimalisir/menghilangkan kekurangan-kekurangannya. 

c.     Implementasi sistem 
Desain sistem yang sudah dipilih baik itu untuk mengisi sistem baru maupun mengganti sistem yang lama dalam penerapannya perlu dilakukan secara hati - hati, hal ini berkaitan dengan kemungkinan terjasinya kendala yang sipatnya praktis yang belum terpikirkan dalam model desain yang dipilih 
Terdapat beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam implementasi sistem antara lain: 
Ø  Tahapan uji coba
Ø  Tahapan evaluasi 
Ø  Tahapan perbaikan/revisi 
Ø  Tahapan penerapan sistem 
Tahapan uji coba merupakan tahapan penerapan sistem dengan suatu pengawasan yang cermat pada tiap-tiap sub sistem, tahapan ini pada dasarnya merupakan implementasi sistem yang sebenarnya dalam kondisi yang sebenarnya juga, sehingga apa yang terjadi pada tahapan ini itulah yang akan terjadi dalam penerapan sistem selanjutnya. Seorang analis sistem dalam tahapan ini paling tidak melakukan dua hal penting yaitu: 
Ø  Mencatat masalah / kejadian penting yang merupakan suatu penyimpangan dari yang seharusnya 
Ø  Melakukan langkah koreksi / perbaikan darurat agar uji coba dapat terlaksana sampai selesai sesuai yang direncanakan 
Ø  Menghentikan uji coba apabila terjadi penyimpangan yang sangat fatal apalagi jika membahayakan 
Apabila desain sistem yang dibuat dimaksudkan untuk mengganti sistem yang sudah ada maka uji coba perlu dilakukan secara bersama-sama, cara ini akan sangat bermanfaat karena dapat sekaligus membuat suatu perbandingan antara sistem yang akan menjadi pengganti dengan sistem yang akan digantikannya, meskipun desain sistem baru mengacu pada upaya peningkatan kinerja sistem yang sudah ada sehingga secara umum sudah diketahui masalah-masalah yang dihadapinya sebagai hasil analisis sistem sebelum desain sistem baru dibuat. 
Tahapan evaluasi merupakan tahapan yang bisa dilakukan selama uji coba berlangsung atau sesudah uji coba selesai, namun evaluasi secara menyeluruh biasanya dilakukan sesudah uji coba tuntas. Apabila hasil evaluasi menunjukan masih banyak masalah maka langkah revisi harus dilakukan baik itu revisi partial maupun revisi total, dengan acuan utamanya efektivitas dan efisiensi sistem, sesudah tahapan-tahapan tersebut selesai barulah sistem tersebut dilaksanakan sepenuhnya.  

4.   Siklus, Metode dan Teknik Pengembangan Sistem 
Dengan berkembangnya teknologi yang sangat pesat dewasa ini dimana hampir semua sektor kehidupan memanfaatkan dan tergantung kepada kemajuan teknologi khususnya teknologi komputer, para pengembang sistem informasi dituntut untuk menyajikan software aplikasi sistem informasi yang lebih kompleks dan berkualitas tinggi untuk mendukung perkembangan dunia usaha yang terus berkembang saat ini.
Tetapi banyak yang belum sepenuhnya didukung dengan tersedianya sumber daya manusia yang memadai sehingga lamban dalam mengantisifasi terhadap perkembangan teknologi baru serta tidak memilikinya metode dan prosedur yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan yang semakin semakin kompleks. Sering kali antara metode, prosedur dan teknologi tidak dapat diintegrasikan sacara optimal. Kondisi-kondisi seperti ini menghasilkan sistem informasi yang kurang mendukung peningkatan produktifitas, sehingga memaksa manajemen dihadapkan kepada dua alternatif keputusan antara memiliki sistem informasi yang berkualitas atau melakukan efisiensi pengembangan.
Dalam pengembangan sistem informasi kita mengenal adanya siklus sistem informasi (life sycle). Pada perkembangan selanjutnya banyakj profesional sistem informasi yang mengatakan bahwa siklus sistem informasi ini sudah tidak dapat dipergunakan lagi dan diganti kedudukannya dengan diperkenalkannya teknik-teknik dan metode pengembangan sistem informasi yang baru sedangkan sebagian lagi mengatakan bahwa siklus sistem informasi masih tetap ada dan keberadaannya dilengkapi dengan adanya teknik dan metode lainnya. Uraian selanjutnya pada bab ini akan menjelaskan bagaimana pengertian dari terminologi-terminologi yang digunakan diatas. 
Ø  Siklus (Life Cycle) dalam hal ini siklus Sistem Informasi adalah tahapantahapan dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam mengembangkan sistem informasi, tanpa memperhatikan sistem informasi jenis apa yang akan dibuat dan seberapa luas yang harus di hasilkannya. 
Ø  Teknik (Technique) adalah pendekatan bagaimana menggunakan alatalat dan peraturan-peraturan yang melengkapi satu atau lebih tahapantahapan dalam siklus pengembangan sistem informasi. 
Ø  Metodologi adalah rincian secara menyeluruh dari siklus pengembangan sistem informasi yang mencakup; langkah demi langkah tugas dari masing-masing tahapan, aturan yang harus dijalankan oleh individu dan kelompok dalam melaksanakan tugas, standar kualitas dan pelaksanaan dari masing-masing tugas, teknik-teknik pengembangan yang digunakan untuk masing-masing tugas ini berkaitan dengan teknologi yang digunakan oleh pengembang. 
Teknik Terstruktur 
Teknik terstruktur, merupakan pendekatan formasl untuk memecahkan masalah-masalah dalam aktivitas bisnis menjadi bagian-bagian kecil yang dapat diatur dan berhubungan untuk kemudian dapat disatukan kembali menjadi satu kesatuan yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah. Dalam hubungannya dengan pengembangan system informasi dan software aplikasi system informasi, teknik terstruktur terbagi menjadi: 
Ø  Pemrograman terstruktur adalah proses yang berorientasi kepada teknik yang digunakan untuk merancang dan menulis program secara jelas dan konsisten 
Ø  Desain terstruktur merupakan salah satu proses yang beroirentasi teknik yang digunakan untuk memilah-milah program besar ke dalam hirarki modul-modul yang menghasilkan program komputer yang lebih kecil agar mudah untuk diimplementasikan dan dipelihara (dirubah) 
Ø  Analisis Terstruktur Modern merupakan teknik yang berorientasi kepada proses yang paling populer dan banyak digunakan dewasa ini.  
Ø  Pemodelan Data merupakan suatu teknik yang berorientasi kepada data dengan menunjukkan sistem hanya datanya saja terlepas dari bagaimana data tersebut akan diproses atau digunakan untuk menghasilkan informasi. 
Ø  Rekayasa Informasi merupakan perpaduan dari pemodelan data dan proses, juga memberikan penekanan baru terhadap pentingnya perencanaan sistem informasi.  



System Development Life Cycle (SDLC) 
SDLC adalah salah satu metode pengembangan sistem informasi yang populer pada saat sistem informasi pertama kali berkembang. SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. SDLC juga merupakan alat untuk manajemen proyek yang bisa digunakan untuk merencanakan, memutuskan dan mengontrol proses pengembangan system informasi. Langkah yang digunakan meliputi: 
Ø  Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi 
Ø  Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan 
Ø  Menentukan permintaan pemakai sistem informasi 
Ø  Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik 
Ø  Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) 
Ø  Merancang sistem informasi baru 
Ø  Membangun sistem informasi baru 
Ø  Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru 
Ø  Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem  

Metode Prototyping 
Secara umum tujkuan pengembangan sistem informasi adalah untuk memberikan kemudahan dalam penyimpanan informasi, mengurangi biaya dan menghemat waktu, meningkatkan pengendalian, mendorong pertumbuhan, meningkatkan produktifitas serta profitabilitas organisasi. Dalam beberapa tahun terakhir ini peningkatan produktifitas organisasi ini dibantu dengan berkembangnya teknologi komputer baik hardware maupun softwarenya. Tetapi tidak semua kebutuhan sistem informasi dengan komputer itu dapat memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi organisasi. Keterbatasan sumber daya dan anggaran pemeliharaan memaksa para pengembang sistem informasi untuk menemukan jalan untuk mengoptimalkan kinerja sumber daya yang telah ada. 
Karakteristik dari suatu sistem informasi manajemen yang lengkap tergantung dari masalah yang dihadapi, proses pengembangannya dan tenaga kerja yang akan dikembangkannya. Seiring dengan perkembangan permasalahan karena berubahnya lingkungan yang berdampak kepada perusahaan maka yang menjadi parameter proses pengembangan sistem informasi yaitu masalah yang dihadapi, sumber daya yang tersedia dan perubahan, sehingga hasil pengembangan sistem informasi manajemen baik yang diharapkan oleh perorangan maupun oleh organisasi turut berubah.
Perubahan tersebut pada akhirnya menimbulkan ketidakpastian dan menambah kompleks/rumit masalah yang dihadapi oleh para analis sistem informasi. Metode tradisional seperti SDLC dianggap tidak lagi mampu memenuhi tantangan perubahan dan kompleksnya masalah yang dihadapi tersebut. Sekitar awal tahun delapan puluhan, para profesional dibidang sistem informasi memperkenalkan satu metode pengembangan sistem informasi baru, yang dikenal dengan nama metode prototyping.
Metode prototyping sebagai suatu paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi manajemen, tidak hanya sekedar suatu efolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada, tetapi sekaligus merupakan refolusi dalam pengembangan sistem informasi manajemen. Metode ini dikjatakan refolusi karena merubah proses pengembangan sistem informasi yang lama (SDLC).
Menurut literatur, yang dimaksud dengan prototipe (prototype) adalah ”model pertama”, yang sering digunakan oleh perusahaan industri yang memproduksi barang secara masa. Tetapi dalam kaitannya dengan sistem informasi definisi kedua dari Webster yang menyebutkan bahwa ”prototype is an individual that exhibits the essential peatures of later type”, yang bila diaplikasikan dalam pengembangan sistem informasi manajemen dapat berarti bahwa Prototipe tersebut adalah sistem informasi yang menggambarkan hal-hal penting dari sistem informasi yang akan datang. Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan, ditambahkan atau digabungkan dengan sistem informasi yang lain bila perlu.
Dalam beberapa hal pengembangan software berbeda dengan produkproduk manufaktur, setiap tahap atau fase pengembangan sistem informasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses yang harus dilakukan. Proses ini umumnya hanya untuk satu produk dan karakteristik dari produk tersebut tidak dapat ditentukan secara pasti seperti produk manufaktur, sehingga penggunaan  ”model pertama” bagi pengembangan software tidaklah tepat. Istilah prototyping dalam hubungannya dengan pengembangan software sistem informasi manajemen lebih merupakan suatu proses bukan prototipe sebagai suatu produk.     
            Karakteristik metode prototyping 
Ada empat langkah yang menjadi karakteristik metode prototyping yaitu: 
Ø  Pemilahan fungsi 
Mengacu pada pemilahan fungsi yang harus ditampilkan oleh prototyping. Pemilahan harus selalu dilakukan berdasarkan pada tugas - tugas yang relevan yang sesuai dengan contoh kasus yang akan dipergakan 
Ø  Penyusunan Sistem Informasi 
Bertujuan untuk memenuhi permintaan akan tersedianya;  prototype, evaluasi dan penggunaan selanjutnya 

v  Jenis-jenis prototyping  meliputi  
·         Feasibility prototyping, digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang akan digunakan untuk system informasi yang akan disusun.  
·         Requirement prototyping, digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas bisnis user. 
·         Desain Prototyping, digunakan untuk mendorong perancangan system informasi yang akan digunakan. 
·         Implementation prototyping, merupakan lanjytan dari rancangan protipe, prototype ini langsung disusun sebagai suatu system informasi yang akan digunakan. 
            Keunggulan dan Kelemahan metode prototyping 
v  Keunggulan 
1.    End user dapat berpartisipasi aktif 
2.    Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan 
3.    Mempersingkat waktu pengembangan system informasi

v  Kelemahan 
1.    Proses analisis dan perancangan terlalu singkat 
2.    Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah 
3.    Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan   
4.    Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah 
5.    Prototype terlalu cepat selesai. 
Metode Rapid Application Development (RAD) 
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi. Proses pengembangan SI menurut metode ini, meliputi: 
Ø  Mempelajari apakah proyek pengembangan sistem memenuhi kriteria 
Ø  Mempelajari aktivitas bisnis perusahaan, menentukan area bisnis serta fungsi yang menjadi prioritas 
Ø  Membuat model dari fungsi - fungsi yang menjadi prioritas 
Ø  Memilih protype mana yang direview 
Ø  Implementasi Sistem Informasi  

Metode Soft System 
Metode soft system memiliki tahapan-tahapn proses untuk menanganai masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari, yang berdampak pada organisasi. Tahapan tersebut meliputi: 
Ø  Masalah relatif bagi setiap orang; masalah tidak terstruktur 
Ø  Menyusun problematique diagram dan rich picture 
Ø  Menyusun konsep model terdiri dari SI dan strategi yang mungkin digunakan 
Ø  Membandingkan antara masalah dalam tahap dua dengan model pada tahap tiga diatas 
Ø  Diskusi untuk menghasilakna suatu SI dan strategi yang sesuai dengan kultur yang ada 
Ø  Menyusun Proposal, strategi dan taktik untuk menyelesaikan masalah. 

Metode Joint Application Development (JAD) 
Ø  JAD merupakan suatu kerjasama yang terstruktur antara pemakai sistem informasi, manajer dan ahli sistem informasi untuk menentukan dan menjabarkan permintaan pemakai, teknik yang dibuthkan dan unsur rancangan eksternal 
Ø  Tujuan JAD adalah memberi kesempatan kepada user dan manajemen untuk berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi.  



















5.   Penyebab Kegagalan Pengembangan Sistem 

Ø  Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem 
Ø  Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai sistem 
Ø  Kurang sempurnanya evaluasi kualitas analisis biaya 
Ø  Adanya kerusakan dan kesalahan rancangan 
Ø  Penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak yang tidak direncanakan dan pemasangan teknologi tidak sesuai 
Ø  Pengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara 
Ø  Implementasi yang direncanakan dilaksanakan kurang baik 


6.   Keterlibatan User Dalam Pengembangan Sistem 
Ada beberapa alasan pentingnya keterlibatan user dalam perancangan dan pengembangan sistem informasi menurut Demodaran (2002) yaitu: 
1.    Kebutuahan user.  
user adalah orang dalam perusahaan. Analisi sistem atau ahli sistem adalah orang diluar perusahaan. Sistem informasi dikembangkan bukan untuk pembuat sistem tapi untuk user agar sistem bisa diterapkan, sistem tersebut harus bisa menyerap kebutuhan user dan yang mengetahui kebutuhan user adalah user sendiri, sehingga keterlibatannya dalam pengembangan sistem  informasi akan meningkatkan tingkat keberhasilan pengembangan sistem informasi.
2.    Pengetahuan akan kondisi lokal. 
Pemahaman terhadap lingkungan dimana sistem informasi akan dioterapkan perlu dimiliki oleh perancang sistem informasi, dan untuk memperoleh pengetahuan tersebut perancang sistem meminta bantuan user yang menguasai kondisi lingkungan tempatnya bekerja. 
3.    Keengganan untuk berubah. 
Seringkali user merasa bahwa sistem informasi yang disusun tidak dapat dipergunakn dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Untuk

BAB III
PENUTUP


Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Metodologi pengembangan sistem adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang di perlukan untuk menganalisa, merancang, mengimplementasikan dan memelihara sistem informasi. Ada macam-macam metodologi pengembangan sistem, antara lain metode SDLC, metode Waterfall, metode Prototyping, metode metode RAD, metode Spiral, metode Object Oriented Technology, dan metode EUD. Dari setiap metode terdapat beberapa tahapan yang berpengaruh terhadap jalannya proses pengembangan sistem informasi. Setiap metode tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing
Demikian artikel ini saya buat semoga bermanfaat bagi pembaca serta bisa menambah wawasan dan membuka fikiran kita untuk bisa mengoptimalkan apa yang sudah tersedia. Saya memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas untuk dimengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan ke dalam hati.
Sekian penutup dari saya semoga berkenan di hati dan saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.







DAFTAR PUSTAKA

Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen : Pengguna dan Pengembang Sistem Informasi. FEB – Universitas Mercu Buana : Jakarta.
Budi, S. 2002. Perencanaaan & Pembangunan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Sutedjo Budi Dharma Oetomo, 2002, Perencanaan dan Pengembangan Sistem Informasi, Edisi I, ANDI Yogyakarta.
James A. 1996. Management Information Systems. Jakarta: Grafindo
Kadir Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi