“ Pengguna
dan Pengembang Sistem Informasi ”
Tugas Pertemuan 4 Mata Kuliah Sistem Informasi
Manajemen
Dosen Pembimbing : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
![Image result for logo umb](https://mercubuana.ac.id/id/images/zt_bravi/logo_baru_umb.jpg)
Disusun Oleh :
Theresia Magdalena (43218110075)
FAKULTAS EKONOMI BISNIS (AKUNTANSI)
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2019
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis
sanpaikan kepada Tuhan YME yang telah memberikan petunjuk Nya dalam
menyelesaikan makalah ini. Adapun latar belakang penulis membuat TUGAS SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN : PENGGUNA DAN PENGEMBANG SISTEM INFORMASI untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh Bapak Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si Sebagai dosen
mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam rangka
penyelesaikan proposal ini, selain itu kerja sama yang baik diantara semua
pihak yang terlibat dengan penulis membuat proposal ini dapat terselesaikan
tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Seperti kata pepatah,
tidak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih
jauh dari sempurna, masih banyak hal yang kurang dalam penulisan proposal ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
penulis dapat memperbaikinya. Harapan penulis, semoga proposal ini dapat
bermanfaat dan menjadi sumber ilmu yang baru bagi kita semua.
Jakarta,
30 September 2019.
Penulis,
DAFTAR ISI
COVER
i
KATA
PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I -
PENDAHULUAN
1
Latar
Belakang
1
Rumusan
Masalah
2
Tujuan
BAB II -
PEMBAHASAN
3
1.
Pengertian
Pengembangan Sistem
3
2.
Prinsip
Pengembangan Sistem
5
3.
Proses
Pengembangan Sistem
6
4.
Siklus
& Metode Pengembangan Sistem
12
5.
Penyebab
Kegagalan Pengembangan Sistem
19
6.
Keterlibatan
User Dalam Pengembangan Sistem
19
BAB III -
PENUTUP
20
DAFTAR
PUSTAKA
21
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh, Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan
perkembangan cara penyampaian informasi (yang selanjutnya dikenal dengan
istilah Teknologi Informasi) sudah ada sejak zaman dahulu. Mulai dari gambar-
gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua,
peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia
arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama internet. Sistem Informasi
dari setiap zaman akan selalu mengalami perubahan dan pengembangan sistem
informasi. Dari tahun ke tahun sistem informasi semakin maju, semakin modern
dan semakin luas cakupan informasinya.
Pengembangan
sistem informasi dimulai dari tingkat kebutuhan masyarakat. Dengan tingginya
kebutuhan masyarakat akan informasi maka akan semakin cepat pula sistem
informasi mengalami pengembangan. Informasi yang disampaikan pun berkembang.
Dari sekedar menggambarkan keadaan sampai taktik bertempur.
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas maka penulis
mengangkat rumusan masalah sebagai berikut.
1.
Apa
Pengertian Pengembangan Sistem ?
2.
Apa
Saja Prinsip Pengembangan Sistem ?
3.
Bagaimana
Proses Pengembangan Sistem ?
4.
Bagaimana
Siklus Dan Metode Pengembangan Sistem ?
5.
Apa
Penyebab Kegagalan Pengembangan Sistem ?
6.
Apa
Keterlibatan User Dalam Pengembangan Sistem ?
3.
Tujuan
![*](file:///C:/Users/FINC-T~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/FINC-T~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/FINC-T~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/FINC-T~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/FINC-T~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/FINC-T~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem (systems
development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal,
adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama yang dapat
berupa:
Ø
Ketidakberesan
Ketidakberesan dalam sistem yang
lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang
diharapkan. Ketidakberesan ini dapat berupa:
o
Kecurangan
disengaja yang menyebabkan tidak amannya harta kekayaan perusahaan dan
kebenaran dari data menjadi kurangterjamin.
o
Kesalahan-kesalahan
yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan kebenaran dari data kurang
terjamin.
o
Tidak
efisiennya operasi.
o
Tidak
ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.
Ø
Pertumbuhan
organisasi
Pertumbuhan organisasi yang
menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan organisasi
diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan
data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru. Karena adanya
perubahan ini, maka menyebabkan sistem yang lama tidak efektif lagi, sehingga
sistem yang lama sudah tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang
dibutuhkan manajemen.
Teknologi informasi
telah berkembang dengan cepatnya. Perangkat keras komputer, perangkat lunak dan
teknologi komunikasi telah begitu cepat berkembang. Organisasi mulai merasakan
bahwa teknologi informasi ini perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan
informasi sehingga dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang akan
dilakukan oleh manajemen. Dalam keadaan pasar bersaing, kecepatan informasi
atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan
rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada.
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi -
instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya
peraturan pemerintah.
Berikut ini dapat
digunakan sebagai indikator adanya permasalahan permasalahan dan kesempatan -
kesempatan yang dapat diraih, sehingga menyebabkan sistem yang lama harus
diperbaiki, ditingkatkan bahkan diganti keseluruhannya. Indikator-indikator ini
diantaranya adalah sebagai berikut: Keluhan dari langganan, pengiriman barang
yang sering tertunda, pembayaran gaji yang terlambat, laporan yang tidak tepat
waktunya, isi laporan yang sering salah, waktu kerja yang berlebihan,
produktifitas tenaga kerja yang rendah, kehilangan kesempatan kompetisi pasar,
kesalahan-kesalahan manual yang tinggi, kapasitas produksi yang menganggur,
pekerjaan manajer yang terlalu teknis.
2.
Prinsip Pengembangan Sistem
1. Sistem yang dikembangkan
adalah untuk manajemen.
2. Sistem yang dikembangkan
adalah investasi modal yang besar.
3. Semua alternatif yang ada
harus diinvestigasi.
4. Investasi yang terbaik harus
bernilai.
5. Sistem yang dikembangkan
memerlukan orang yang terdidik.
6. Tahapan kerja dan tugas yang
dilakukan dalam proses pengembangan system.
7. Proses pengembangan sistem
tidak harus urut.
8. Jangan takut membatalkan
proyek.
9. Dokumentasi harus ada untuk
pedoman dalam pengembangan system.
3.
Proses Pengembangan Sistem
Dengan telah dikembangkannya
sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan di
sistem yang baru. Peningkatanpeningkatan ini berhubungan dengan PIECES
(Jogiyanto, 2001) yaitu sebagai berikut:
Ø
Performance
(kinerja), peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru sehingga
menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput dan response time.
Throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat
tertentu. Response time adalah rata - rata waktu yang tertunda diantara dua
transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi
pekerjaan tersebut.
Ø
Information
(informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.
Ø
Economy
(ekonomis), peningkatan terhadap manfaat - manfaat atau keuntungankeuntungan
atau penurunan - penurunan biaya yang terjadi.
Ø
Control
(pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangankecurangan yang dan akan
terjadi.
Ø
Efficiency
(efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda dengan
ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan,
efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya tersebutdari outputnya
dibagi dengan inputnya.
Ø
Services
(pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.
Proses pengembangan sistem yaitu
seperangkat aktivitas, metode, dan praktik dan alat-alat terotomatisasi yang
digunakan untuk meningkatkan dalam pengembangan sistem dan software. Pada awal
berkembangnya system informasi, pengembangan system informasi dilakukan oleh
programmer. Manajemen perusahaan (user) meminta kepada programmer untuk
membuatkan program tertentu yang bisa membantu aktivitasnya. Deangan permintaan
tersebut programmer akan meminta data yang harus dimasukkan dan laporan atau
informasi yang ingin dikeluarkan, berdasarkan data dan laporan inilah
programmer mulai dan bekerja. Hasil
akhir dari pekerjaan ini ternyata informasi yang dihasilkan tidak memuaskan dan
saat itulah muncul pemikiran perlu adanya analisis sebelum sistem informasi
dirancang, dan lahirlah satu metode pengembangan sistem informasi. Suatu sistem
yang akan diterapkan dalam suatu organisasi biasanya akan melalui tahapan-tahapan
sebagai berikut:
a.
Analisis
sistem
Dalam menerapkan
sistem informasi terlebih dahulu perlu dilakukan analisis sistem, hal ini
dimaksudkan agar sistem benarbenar aplikabel dalam suatu kerangka organisasi
tertentu. Analisis sistem merupakan suatu upaya untuk mencari secara spesifik
hal-hal yang dibutuhkan dalam suatu sistem baik oleh pemakai sistem maupun
ruang lingkup pekearjaan sistem. Dalam melakukan analisis sistem seorang analis
sistem harus melakukan penelitian secara umum sebelum melakukan analisis secara
terinci.
Rasional
analisis sistem
Terdapat beberapa
pertimbangan kenapa diperlukan analisis sistem dalam suatu organisasi
pertimbangan tersebut antara lain:
1.
Problem
solving. Sistem yang ada / sedang berjalan tidak dapat berfungsi dengan
baik (tidak efektif dan efisien)
sehingga perlu diperbaiki
2.
New
regulation. Adanya aturan baru baik dalam masalah keuangan maupun Sumberdaya
lainnya akan menuntut suatu perubahan tertentu dalam mekanisme organisasi
termasuk dalam sistem informasi
3.
New
policy. Kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pimpinan puncak akan berakibat
pada perlunya upaya - upaya penyesuaian dalam pengelolaan sistim informasi,
sehingga sistem yang ada perlu dikaji dan dianalisis kembali
4.
New
technology. Penggunaan teknologi baru akan berimplikasi pada perubahan dalam
penataan dan pengelolaan serta mekanisme organisasi, sehingga diperlukan
penyesuaian sesuai dengan tuntutan penggunaan teknologi baru tersebut, untuk
itu penerapannya memerlukan anaisis sistem yang cermat.
5.
System
improvement. Terkadang akibat perubahan lingkungan eksternal yang sangat cepat
berakibat pada kesulitan sistem internal beradaptasi, untuk itu perlu
dilakukakan upaya perbaikan sistem, yang sebelumnya sudah tentu diperlukan
analisis atas sistem yang ada/sistem yang sedang berjalan
Menentukan
luas analisis sistem
Analisis sistem
merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan pertanyaan
(sebagai pedoman umum)
1.
Apa
yang harus dicakup dalam suatu sistem (termasuk sistem yang baru) secara umum?
2.
Informasi
apa yang diperlukan?
3.
Siapa
yang memerlukan informasi, dimana dan dalam bentuk apa?
4.
Dari
mana dan dalam bentuk apa informasi yang dikumpulkan?
5.
Bagaimana
data/informasi tersebut dikumpulkan?
Pertanyaan -
pertanyaan tersebut akan dapat membantu dalam menentukan luas analisis sistem,
disamping sudah tentu ketersediaan dana dalam pelaksanaan analisis sistem
tersebut.
Dalam upaya tersebut
diperlukan langkah - langkah pengumpulan fakta dengan kerangka kerja melalui
kegiatan :
1.
Analisis
tingkat keputusan. Mencari informasi pada tingkatan pimpinan yang berperan
sbagai decision maker
2.
Analisis
arus informasi. Mencari informasi guna mengidentifikasi informasi apa yang
dibutuhkan, oleh siapa, dan darimana informasi itu diperoleh serta perangkat
keras apa yang dipergunakan
3.
Analisis
input - output. Mengidentifikasi input-output dari suatu bagian serta
organisasi secara keseluruhan dalam upaya tersebut proses identifikasi dapat
dilakukan melalui kegiatan; wawancara, observasi dan penggunaan angket / studi
dokumentasi.
b.
Desain sistem
Desain (design)
merupakan upaya untuk menggambarkan, merencanakan, pembuatan sketsa atau
penyusunan elemen - elemen menjadi sutu kesatuan yang utuh. Desain sistem
berarti memadukan sistem sebagai suatu keseluruhan. Dalam melakukan desain
sistem, analis sistem harus sudah mengetahui paling tidak tiga hal yaitu:
keluaran / output, masukan / inputfile, file yang dibutuhkan dalam tahap
permulaan langkah penentuan desain
konseptual (sering dipadankan dengan feasibility design / gross design /
high level design) sangat penting, mengingat hal ini akan sangat berpengaruh
pada arah dan kejelasan sistem informasi manajemen yang akan digunakan. Adapun
input untuk desain konseptual adalah:
1.
Rumusan
singkat mengenai kebutuhan informasi manajemen
2.
Seperangkat
sasaran manajemen untuk SIM adapun tugas - tugas pokok dalam melaksanakan
desain konseptual menurut Murdick et.al (2011) adalah :
Ø
Mendefinisikan
masalah secara terinci
Ø
Menyaring
sasaran manajemen untuk menetapkan
sasaran sistem
Ø
Menetapkan
kedala sistem
Ø
Menentukan
kebutuhan dan sumber informasi
Ø
Mengembangkan
desain-desain alternatif dan memilih salah satunya
Ø
Mendokumentasikan
desain sistem konseptual
Mendefinisikan
masalah bermakna bahwa sebelum melakukan pendesaian sistem maka analisis sistem
perlu menalami masalahmaslah yang dihadapi oleh suatu sistem yang sudah ada
atau oleh bidang kerja organisasi yang akan disusun rancangan sistemnya. Hal
ini dimaksudkan agar nantinya sistem yang diterapkan dapat dengan tepat
menjawab / memecahkan masalah yang dihadapi oleh organisasi/atau masalah yang
mungkin dihadapi.
Setelah dapat
mengidentifikasi permasalahan yang ada, maka dapat diketahui sasaran manajemen
yang ingin dicapai, dan apabila sasaran tersebut cukup bervariasi dan beragam,
maka analis sistem harus berupaya menyaring sasaran utama yang dapat
mencakup/memenuhi sasaran lainnya, hal ini tidak sederhana sehingga perlu
pengkajian dan diskusi dengan para akhli serta pihak intern organisasi, agar
penyaringan sasaran tepat (Burch, 2001).
Menetapkan kendala sistem
dimaksudkan agar bila sistem telah diterapkan kendala-kendala tersebut dapat
diminimalisir atau bahkan dihilangkan, atau apabila dikenakan pada sistem yang
ada, diharapkan agar sistem baru yang diterapkan dapat terhindar dari
kendala-kendala tersebut. Kendala dapat terjadi dalam unsur hardware maupun
software atau bahkan keduanya, disamping kendala SDM.
Langkah berikutnya
adalah menentukan informasi apa yang dibutuhkan, ini tergantung kepada siapa
yang membutuhkan, top manajemen berbeda kebutuhan informasinya dengan middle
manajemen ataupun karyawan operasional baik dalam keluasannya maupun
lingkupnya. Sesudah itu tentukan dari mana informasi itu dapat/harus diperoleh
apakah murni dari pihak intern organisasi atau harus melibatkan unsur di luar
organisasi.
Apabila
langkah-langkah tersebut sudah dilakukan maka perlu dirumuskan/dikembangkan
desain sistem yang mungkin diterapkan, oleh karena itu perlu dikemukakan
alternatif-alternatif sistem agar memungkinkan dilakukan pemilihan sistem yang
paling aplikabel. Langkah ini penting dan akan sangat bermanfaat guna
mempelajari kelibihan dan kekurangan masing-masing desain sistem, sesudah iru
kalau mungkin memadukannya untuk meminimalisir/menghilangkan
kekurangan-kekurangannya.
c.
Implementasi
sistem
Desain sistem yang
sudah dipilih baik itu untuk mengisi sistem baru maupun mengganti sistem yang
lama dalam penerapannya perlu dilakukan secara hati - hati, hal ini berkaitan
dengan kemungkinan terjasinya kendala yang sipatnya praktis yang belum
terpikirkan dalam model desain yang dipilih
Terdapat beberapa
tahapan yang perlu diperhatikan dalam implementasi sistem antara lain:
Ø
Tahapan
uji coba
Ø
Tahapan
evaluasi
Ø
Tahapan
perbaikan/revisi
Ø
Tahapan
penerapan sistem
Tahapan uji coba
merupakan tahapan penerapan sistem dengan suatu pengawasan yang cermat pada
tiap-tiap sub sistem, tahapan ini pada dasarnya merupakan implementasi sistem
yang sebenarnya dalam kondisi yang sebenarnya juga, sehingga apa yang terjadi
pada tahapan ini itulah yang akan terjadi dalam penerapan sistem selanjutnya.
Seorang analis sistem dalam tahapan ini paling tidak melakukan dua hal penting
yaitu:
Ø
Mencatat
masalah / kejadian penting yang merupakan suatu penyimpangan dari yang
seharusnya
Ø
Melakukan
langkah koreksi / perbaikan darurat agar uji coba dapat terlaksana sampai
selesai sesuai yang direncanakan
Ø
Menghentikan
uji coba apabila terjadi penyimpangan yang sangat fatal apalagi jika
membahayakan
Apabila desain
sistem yang dibuat dimaksudkan untuk mengganti sistem yang sudah ada maka uji
coba perlu dilakukan secara bersama-sama, cara ini akan sangat bermanfaat
karena dapat sekaligus membuat suatu perbandingan antara sistem yang akan
menjadi pengganti dengan sistem yang akan digantikannya, meskipun desain sistem
baru mengacu pada upaya peningkatan kinerja sistem yang sudah ada sehingga
secara umum sudah diketahui masalah-masalah yang dihadapinya sebagai hasil
analisis sistem sebelum desain sistem baru dibuat.
Tahapan evaluasi
merupakan tahapan yang bisa dilakukan selama uji coba berlangsung atau sesudah
uji coba selesai, namun evaluasi secara menyeluruh biasanya dilakukan sesudah
uji coba tuntas. Apabila hasil evaluasi menunjukan masih banyak masalah maka
langkah revisi harus dilakukan baik itu revisi partial maupun revisi total,
dengan acuan utamanya efektivitas dan efisiensi sistem, sesudah tahapan-tahapan
tersebut selesai barulah sistem tersebut dilaksanakan sepenuhnya.
4.
Siklus, Metode dan Teknik Pengembangan Sistem
Dengan berkembangnya teknologi
yang sangat pesat dewasa ini dimana hampir semua sektor kehidupan memanfaatkan
dan tergantung kepada kemajuan teknologi khususnya teknologi komputer, para
pengembang sistem informasi dituntut untuk menyajikan software aplikasi sistem
informasi yang lebih kompleks dan berkualitas tinggi untuk mendukung
perkembangan dunia usaha yang terus berkembang saat ini.
Tetapi banyak yang belum
sepenuhnya didukung dengan tersedianya sumber daya manusia yang memadai
sehingga lamban dalam mengantisifasi terhadap perkembangan teknologi baru serta
tidak memilikinya metode dan prosedur yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan
yang semakin semakin kompleks. Sering kali antara metode, prosedur dan
teknologi tidak dapat diintegrasikan sacara optimal. Kondisi-kondisi seperti
ini menghasilkan sistem informasi yang kurang mendukung peningkatan
produktifitas, sehingga memaksa manajemen dihadapkan kepada dua alternatif
keputusan antara memiliki sistem informasi yang berkualitas atau melakukan
efisiensi pengembangan.
Dalam pengembangan sistem
informasi kita mengenal adanya siklus sistem informasi (life sycle). Pada
perkembangan selanjutnya banyakj profesional sistem informasi yang mengatakan
bahwa siklus sistem informasi ini sudah tidak dapat dipergunakan lagi dan
diganti kedudukannya dengan diperkenalkannya teknik-teknik dan metode
pengembangan sistem informasi yang baru sedangkan sebagian lagi mengatakan
bahwa siklus sistem informasi masih tetap ada dan keberadaannya dilengkapi
dengan adanya teknik dan metode lainnya. Uraian selanjutnya pada bab ini akan
menjelaskan bagaimana pengertian dari terminologi-terminologi yang digunakan
diatas.
Ø
Siklus
(Life Cycle) dalam hal ini siklus Sistem Informasi adalah tahapantahapan dan
tugas-tugas yang harus dilakukan dalam mengembangkan sistem informasi, tanpa
memperhatikan sistem informasi jenis apa yang akan dibuat dan seberapa luas
yang harus di hasilkannya.
Ø
Teknik
(Technique) adalah pendekatan bagaimana menggunakan alatalat dan
peraturan-peraturan yang melengkapi satu atau lebih tahapantahapan dalam siklus
pengembangan sistem informasi.
Ø
Metodologi
adalah rincian secara menyeluruh dari siklus pengembangan sistem informasi yang
mencakup; langkah demi langkah tugas dari masing-masing tahapan, aturan yang
harus dijalankan oleh individu dan kelompok dalam melaksanakan tugas, standar
kualitas dan pelaksanaan dari masing-masing tugas, teknik-teknik pengembangan
yang digunakan untuk masing-masing tugas ini berkaitan dengan teknologi yang
digunakan oleh pengembang.
Teknik Terstruktur
Teknik terstruktur, merupakan
pendekatan formasl untuk memecahkan masalah-masalah dalam aktivitas bisnis
menjadi bagian-bagian kecil yang dapat diatur dan berhubungan untuk kemudian
dapat disatukan kembali menjadi satu kesatuan yang dapat dipergunakan untuk
memecahkan masalah. Dalam hubungannya dengan pengembangan system informasi dan
software aplikasi system informasi, teknik terstruktur terbagi menjadi:
Ø
Pemrograman
terstruktur adalah proses yang berorientasi kepada teknik yang digunakan untuk
merancang dan menulis program secara jelas dan konsisten
Ø
Desain
terstruktur merupakan salah satu proses yang beroirentasi teknik yang digunakan
untuk memilah-milah program besar ke dalam hirarki modul-modul yang
menghasilkan program komputer yang lebih kecil agar mudah untuk
diimplementasikan dan dipelihara (dirubah)
Ø
Analisis
Terstruktur Modern merupakan teknik yang berorientasi kepada proses yang paling
populer dan banyak digunakan dewasa ini.
Ø
Pemodelan
Data merupakan suatu teknik yang berorientasi kepada data dengan menunjukkan
sistem hanya datanya saja terlepas dari bagaimana data tersebut akan diproses
atau digunakan untuk menghasilkan informasi.
Ø
Rekayasa
Informasi merupakan perpaduan dari pemodelan data dan proses, juga memberikan
penekanan baru terhadap pentingnya perencanaan sistem informasi.
System Development Life Cycle
(SDLC)
SDLC adalah salah satu metode
pengembangan sistem informasi yang populer pada saat sistem informasi pertama
kali berkembang. SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh
analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. SDLC juga
merupakan alat untuk manajemen proyek yang bisa digunakan untuk merencanakan,
memutuskan dan mengontrol proses pengembangan system informasi. Langkah yang
digunakan meliputi:
Ø
Melakukan
survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
Ø
Mempelajari
dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
Ø
Menentukan
permintaan pemakai sistem informasi
Ø
Memilih
solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
Ø
Menentukan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
Ø
Merancang
sistem informasi baru
Ø
Membangun
sistem informasi baru
Ø
Mengkomunikasikan
dan mengimplementasikan sistem informasi baru
Ø
Memelihara
dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem
Metode Prototyping
Secara umum tujkuan pengembangan
sistem informasi adalah untuk memberikan kemudahan dalam penyimpanan informasi,
mengurangi biaya dan menghemat waktu, meningkatkan pengendalian, mendorong
pertumbuhan, meningkatkan produktifitas serta profitabilitas organisasi. Dalam
beberapa tahun terakhir ini peningkatan produktifitas organisasi ini dibantu
dengan berkembangnya teknologi komputer baik hardware maupun softwarenya.
Tetapi tidak semua kebutuhan sistem informasi dengan komputer itu dapat
memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi organisasi.
Keterbatasan sumber daya dan anggaran pemeliharaan memaksa para pengembang
sistem informasi untuk menemukan jalan untuk mengoptimalkan kinerja sumber daya
yang telah ada.
Karakteristik dari suatu sistem
informasi manajemen yang lengkap tergantung dari masalah yang dihadapi, proses
pengembangannya dan tenaga kerja yang akan dikembangkannya. Seiring dengan
perkembangan permasalahan karena berubahnya lingkungan yang berdampak kepada
perusahaan maka yang menjadi parameter proses pengembangan sistem informasi
yaitu masalah yang dihadapi, sumber daya yang tersedia dan perubahan, sehingga
hasil pengembangan sistem informasi manajemen baik yang diharapkan oleh
perorangan maupun oleh organisasi turut berubah.
Perubahan tersebut pada akhirnya
menimbulkan ketidakpastian dan menambah kompleks/rumit masalah yang dihadapi
oleh para analis sistem informasi. Metode tradisional seperti SDLC dianggap
tidak lagi mampu memenuhi tantangan perubahan dan kompleksnya masalah yang dihadapi
tersebut. Sekitar awal tahun delapan puluhan, para profesional dibidang sistem
informasi memperkenalkan satu metode pengembangan sistem informasi baru, yang
dikenal dengan nama metode prototyping.
Metode prototyping sebagai suatu
paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi manajemen, tidak hanya
sekedar suatu efolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada,
tetapi sekaligus merupakan refolusi dalam pengembangan sistem informasi
manajemen. Metode ini dikjatakan refolusi karena merubah proses pengembangan
sistem informasi yang lama (SDLC).
Menurut literatur, yang dimaksud
dengan prototipe (prototype) adalah ”model pertama”, yang sering digunakan oleh
perusahaan industri yang memproduksi barang secara masa. Tetapi dalam kaitannya
dengan sistem informasi definisi kedua dari Webster yang menyebutkan bahwa
”prototype is an individual that exhibits the essential peatures of later
type”, yang bila diaplikasikan dalam pengembangan sistem informasi manajemen
dapat berarti bahwa Prototipe tersebut adalah sistem informasi yang
menggambarkan hal-hal penting dari sistem informasi yang akan datang. Prototipe
sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang
harus dimodifikasi kembali, dikembangkan, ditambahkan atau digabungkan dengan
sistem informasi yang lain bila perlu.
Dalam beberapa hal pengembangan
software berbeda dengan produkproduk manufaktur, setiap tahap atau fase
pengembangan sistem informasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
seluruh proses yang harus dilakukan. Proses ini umumnya hanya untuk satu produk
dan karakteristik dari produk tersebut tidak dapat ditentukan secara pasti
seperti produk manufaktur, sehingga penggunaan
”model pertama” bagi pengembangan software tidaklah tepat. Istilah prototyping
dalam hubungannya dengan pengembangan software sistem informasi manajemen lebih
merupakan suatu proses bukan prototipe sebagai suatu produk.
Karakteristik metode prototyping
Ada empat langkah yang menjadi
karakteristik metode prototyping yaitu:
Ø
Pemilahan
fungsi
Mengacu
pada pemilahan fungsi yang harus ditampilkan oleh prototyping. Pemilahan harus
selalu dilakukan berdasarkan pada tugas - tugas yang relevan yang sesuai dengan
contoh kasus yang akan dipergakan
Ø
Penyusunan
Sistem Informasi
Bertujuan
untuk memenuhi permintaan akan tersedianya;
prototype, evaluasi dan penggunaan selanjutnya
v
Jenis-jenis
prototyping meliputi
·
Feasibility
prototyping, digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang akan
digunakan untuk system informasi yang akan disusun.
·
Requirement
prototyping, digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas bisnis user.
·
Desain
Prototyping, digunakan untuk mendorong perancangan system informasi yang akan
digunakan.
·
Implementation
prototyping, merupakan lanjytan dari rancangan protipe, prototype ini langsung
disusun sebagai suatu system informasi yang akan digunakan.
Keunggulan dan Kelemahan metode
prototyping
v
Keunggulan
1.
End
user dapat berpartisipasi aktif
2.
Penentuan
kebutuhan lebih mudah diwujudkan
3.
Mempersingkat
waktu pengembangan system informasi
v
Kelemahan
1.
Proses
analisis dan perancangan terlalu singkat
2.
Mengesampingkan
alternatif pemecahan masalah
3.
Bisanya
kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan
4.
Protitype
yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah
5.
Prototype
terlalu cepat selesai.
Metode Rapid Application
Development (RAD)
RAD adalah penggabungan beberapa
metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik
terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem
informasi. Proses pengembangan SI menurut metode ini, meliputi:
Ø
Mempelajari
apakah proyek pengembangan sistem memenuhi kriteria
Ø
Mempelajari
aktivitas bisnis perusahaan, menentukan area bisnis serta fungsi yang menjadi
prioritas
Ø
Membuat
model dari fungsi - fungsi yang menjadi prioritas
Ø
Memilih
protype mana yang direview
Ø
Implementasi
Sistem Informasi
Metode Soft System
Metode soft system memiliki
tahapan-tahapn proses untuk menanganai masalah-masalah dalam kehidupan
sehari-hari, yang berdampak pada organisasi. Tahapan tersebut meliputi:
Ø
Masalah
relatif bagi setiap orang; masalah tidak terstruktur
Ø
Menyusun
problematique diagram dan rich picture
Ø
Menyusun
konsep model terdiri dari SI dan strategi yang mungkin digunakan
Ø
Membandingkan
antara masalah dalam tahap dua dengan model pada tahap tiga diatas
Ø
Diskusi
untuk menghasilakna suatu SI dan strategi yang sesuai dengan kultur yang
ada
Ø
Menyusun
Proposal, strategi dan taktik untuk menyelesaikan masalah.
Metode Joint Application
Development (JAD)
Ø
JAD
merupakan suatu kerjasama yang terstruktur antara pemakai sistem informasi,
manajer dan ahli sistem informasi untuk menentukan dan menjabarkan permintaan
pemakai, teknik yang dibuthkan dan unsur rancangan eksternal
Ø
Tujuan
JAD adalah memberi kesempatan kepada user dan manajemen untuk berpartisipasi
secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi.
5.
Penyebab Kegagalan Pengembangan Sistem
Ø
Kurangnya
penyesuaian pengembangan sistem
Ø
Kelalaian
menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai sistem
Ø
Kurang
sempurnanya evaluasi kualitas analisis biaya
Ø
Adanya
kerusakan dan kesalahan rancangan
Ø
Penggunaan
teknologi komputer dan perangkat lunak yang tidak direncanakan dan pemasangan
teknologi tidak sesuai
Ø
Pengembangan
sistem yang tidak dapat dipelihara
Ø
Implementasi
yang direncanakan dilaksanakan kurang baik
6.
Keterlibatan User Dalam Pengembangan Sistem
Ada
beberapa alasan pentingnya keterlibatan user dalam perancangan dan pengembangan
sistem informasi menurut Demodaran (2002) yaitu:
1.
Kebutuahan
user.
user
adalah orang dalam perusahaan. Analisi sistem atau ahli sistem adalah orang
diluar perusahaan. Sistem informasi dikembangkan bukan untuk pembuat sistem
tapi untuk user agar sistem bisa diterapkan, sistem tersebut harus bisa
menyerap kebutuhan user dan yang mengetahui kebutuhan user adalah user sendiri,
sehingga keterlibatannya dalam pengembangan sistem informasi akan meningkatkan tingkat
keberhasilan pengembangan sistem informasi.
2.
Pengetahuan
akan kondisi lokal.
Pemahaman
terhadap lingkungan dimana sistem informasi akan dioterapkan perlu dimiliki
oleh perancang sistem informasi, dan untuk memperoleh pengetahuan tersebut
perancang sistem meminta bantuan user yang menguasai kondisi lingkungan
tempatnya bekerja.
3.
Keengganan
untuk berubah.
Seringkali
user merasa bahwa sistem informasi yang disusun tidak dapat dipergunakn dan
tidak sesuai dengan kebutuhan. Untuk
BAB III
PENUTUP
Pengembangan
sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem
yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Metodologi
pengembangan sistem adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi
untuk melaksanakan seluruh langkah yang di perlukan untuk menganalisa,
merancang, mengimplementasikan dan memelihara sistem informasi. Ada macam-macam
metodologi pengembangan sistem, antara lain metode SDLC, metode Waterfall,
metode Prototyping, metode metode RAD, metode Spiral, metode Object Oriented
Technology, dan metode EUD. Dari setiap metode terdapat beberapa tahapan yang
berpengaruh terhadap jalannya proses pengembangan sistem informasi. Setiap
metode tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing
Demikian artikel ini saya buat semoga bermanfaat bagi
pembaca serta bisa menambah wawasan dan membuka fikiran kita untuk bisa
mengoptimalkan apa yang sudah tersedia. Saya memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata
dan kalimat yang tidak jelas untuk dimengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan
ke dalam hati.
Sekian penutup dari saya semoga
berkenan di hati dan saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul
Kuliah Sistem Informasi Manajemen : Pengguna dan Pengembang Sistem
Informasi. FEB –
Universitas Mercu Buana : Jakarta.
Budi, S. 2002. Perencanaaan & Pembangunan Sistem
Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Sutedjo Budi Dharma Oetomo, 2002, Perencanaan dan
Pengembangan Sistem Informasi, Edisi I, ANDI Yogyakarta.
James A. 1996. Management Information Systems.
Jakarta: Grafindo
Kadir Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi.
Yogyakarta: Andi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar