KARYA TULIS
ILMIAH
“ Pengembangan Sistem Informasi “
Yananto Mihadi Putra, SE., M.Si
Disusun Oleh:
Theresia Magdalena
(43218110075)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
sanpaikan kepada Tuhan YME yang telah memberikan petunjuk Nya dalam
menyelesaikan makalah ini. Adapun latar belakang penulis membuat TUGAS SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh Bapak Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si Sebagai dosen mata kuliah Sistem
Informasi Manajemen.
Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam rangka
penyelesaikan proposal ini, selain itu kerja sama yang baik diantara semua
pihak yang terlibat dengan penulis membuat proposal ini dapat terselesaikan
tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Seperti kata pepatah,
tidak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih
jauh dari sempurna, masih banyak hal yang kurang dalam penulisan proposal ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
penulis dapat memperbaikinya. Harapan penulis, semoga proposal ini dapat
bermanfaat dan menjadi sumber ilmu yang baru bagi kita semua.
Jakarta, 21
Oktober 2019.
ABSTRAK
Teknologi berkembang degan cepat
sehingga organisasi mulai merasakan bahwa teknologi informasi perlu digunakan
untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat meningkatkan penyediaan
informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan
oleh manjemen. Sistem baru dibuat karena adanya suatu instruksi dari pimpinan
ataupun kekuatan dari luar organisasi, misalnya peraturan pemerintah. Jadi
sistem baru dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang timbul, agar dapat
meraih kesempatan atau untuk memenuhi instruksi yang diberikan. Dengan telah
dikembangkan sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan
ini berhubungan dengan PIECES yaitu Performance (kinerja), Information
(informasi), Economy (ekonomi), Control (pengendalian), Efficiency (Efisiensi),
Service (pelayanan). Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem
yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau
memperbaiki sistem yang telah ada.
Perlunya Pengembangan Sistem
disebabkan : 1) Adanya permasalahan (problem) yang timbul pada sistem yang lama
Permasalahan yang timbul dapat berupa : Ketidakberesan Pertumbuhan
Organisasi 2) Untuk meraih kesempatan (opportunities) 3) Teknologi informasi
telah berkembang dengan cepatnya 4) Adanya instruksi-instruksi (directives)
Pengembangan Sistem Teknologi Informasi Metode SDLC (System Development Life
Cycle) SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem)
atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan
rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta
model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut.
Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga
merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang
terdiri dari tahap-tahap: rencana (planning), analisis (analysis), desain
(design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan
(maintenance). [1] Dalam rekayasa perangkat lunak ayat Ä, konsep SDLC mendasari
berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, dimana
informasi dapat diakses secara “real time” sehingga tidak ada dinding pembatas
(baik secara geografis, politik, dan lain sebagainya), masyarakat sangat haus
akan kebutuhan informasi. Sehingga, tidak berlebihan jika informasi
dikategorikan sebagai kebutuhan pokok disamping kebutuhan akan sandang, pangan
dan papan. Seiring dengan hal itu, informasi telah berubah bentuk menjadi suatu
komiditi yang dapat diperdagangkan. Keadaan ini terbukti dengan semakin
berkembangnya bisnis pelayanan informasi, seperti stasiun televisi, surat
kabar, radio dan internet yang telah memasuki sendi-sendi kehidupan manusia.
Perubahan lingkungan yang pesat, dinamis dan luas tersebut didukung oleh
kemajuan teknologi informasi disegala bidang. Hal ini telah mendorong
transformasi masyarakat tradisional menjadi masyarakat informasi.
Perkembangan
teknologi informasi telah membawa dampak dalam kehidupan masyarakat. Sejak
ditemukannya komputer pada tahun 1955, peradaban dunia telah memasuki era
informasi. Teknologi informasi dengan komputer sebagai motor penggeraknya telah
mengubah segalanya. Pemrosesan informasi berbasis komputer mulai dikenal orang
hingga saat ini sudah banyak software yang dapat digunakan orang sebagai alat
pengelolaan data untuk menghasilkan informasi.
Teknologi
informasi muncul sebagai akibat semakin merebaknya globalisasi dalam kehidupan
organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya siklus hidup
barang dan jasa yang ditawarkan. Untuk mengantisipasi semua ini, perusahaan
mencari terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi diharapkan
dapat menjadi fasilitator dan interpreter. Semula teknologi informasi digunakan
hanya terbatas pada pemrosesan data. Dengan semakin berkembangnya teknologi
informasi tersebut, hampir semua aktivitas organisasi saat ini telah dimasuki
oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang sudah dijelaskan, maka sebagai rumusan masalah dalam
makalah ini adalah tentang pengembangan sistem informasi.
1.3
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakng, dapat diambil identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pendekatan pengembangan sistem
informasi ?
2. Bagaimana metode pengembangan sistem
informasi ?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pengembangan sistem informasi?
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.1.1 Definisi Sistem
Dalam
mendefinisikan sistem, terdapat dua kelompok pendekatan, pertama lebih
menekankan pada prosedur dan lebih menekankan pada komponen atau elemennya.
Kedua pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih
menekankan urut-urutan operasi di dalam sistem. Pendekatan sistem lebih
menekankan pada prosedur dan lebih menekankan pada komponen atau elemennya itu
sendiri. Jerry FitzGerald, Andra F.
FitzGerald, Warren D. Stallings, Jr., (1981), mengugkapkan bahwa suatu sistem
adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan
suatu sasaran yang tertentu.
Pendekatan
sistem kedua lebih menekankan pada jaringan kerja dari prosedur lebih
menekankan urut-urutan operasi didalam sistem untuk mendefinisikan
sistemnya. Hal ini diungkapkan Richard F. Neuschel (1960) bahwa suatu
prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya
melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan
untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang
terjadi
Pendekatan
sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan bahwa
sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Kedua kelompok definisi ini adalah benar dan
tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Karena pada
hakekatnya setiap komponen sistem, untuk dapat saling berinteraksi dan untuk
dapat mencapai tujuan tertentu harus melakukan sejumlah prosedur, metode, dan
cara kerja yang juga saling berinteraksi. Hal ini diungkapkan oleh beberapa
penulis yang banyak menggunakan pendekatan komponen dalam memberikan definisi
sistem diantaranya adalah Barry E. Cushing (1974), Gordon B. Davis (1974),
Robert G. Murdick, Thomas C. Fuller, Joel E.Ross (1978), George H. Bodnar
(1980), Robert J. Verzello / John Reuter III (1982), Henry C. Lucas, Jr.,
(1982), Robert A. Leitch / K. Roscoe Davis (1983), Stephen A. Moscove dan Mark
G. Simkin (1984), Frederick H. Wu (1984), John F. Nash, Martin B. Roberts
(1984), Robert H. Blissmer (1985), James O. Hicks, Jr., Wayne E. Leininger
(1986).
2.1.2 Prinsip-prinsip Pengembangan
Sistem Informasi
Prinsip-prinsip
yang digunakan dalam pengembangan sistem informasi yaitu:
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk
manajemen
Setelah
sistem selesai dikembangkan, maka yang akan menggunakan informasi dari sistem
ini adalah manajemen, sehingga sistem harus dapat mendukung, kebutuhan yang
diperlukan oleh manajemen. Pada waktu Anda mengembangkan sistem, maka prinsip
ini harus selalu diingat.
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi
modal yang besar
Sistem
informasi yang akan Anda kembangkan membutuhkan dana modal yang tidak sedikit,
apalagi dengan digunakannya teknologi yang mutakhir. Sistem yang dikembangkan
ini merupakan investasi modal yang besar. Seperti halnya dengan investasi modal
lainnya yang dilakukan oleh perusahaan, maka setiap investasi modal harus
mempertimbangkan 2 hal, yaitu :
· Semua alternatif yang ada harus
diinvestigasi.
· Investasi yang terbaik harus bernilai.
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan
orang-orang yang terdidik
Manusia
merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu sistem, baik
dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya.
Oleh karena itu orang yang terlibat dalam pengembangan maupun penggunaan sistem
ini harus merupakan orang yang terdidik tentang permasalahan-permasalahan yang
ada dan terhadap solusi-solusi yang mungkin dilakukan.
4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus
dilakukan dalam proses pengembangan sistem
Proses
pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa tahapan kerja dan melibatkan
beberapa personil dalam bentuk suatu team untuk mengerjakannya. Pengalaman
menunjukan bahwa tanpa adanya perencanaan dan koordinasi yang baik, maka proses
pengembangan sistem tidak akan berhasil dengan memuaskan. Untuk maksud ini
sebelum proses pengembangan sistem dilakukan, maka harus dibuat terlebih dahulu
skedul kerja yang menunjukkan tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas pekerjaan
yang akan dilakukan, sehingga proses pengembangan sistem dapat dilakukan dan
selesai dengan berhasil sesuai dengan waktu dan anggaran yang direncanakan.
5. Proses pengembangan sistem tidak harus
urut
Prinsip
ini kelihatannya bertentangan dengan prinsip nomor 4, tetapi tidaklah
sedemikian. Tahapan kerja dari pengembangan sistem di prinsip nomor 4
menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan secara bersama-sama. Ingatlah
waktu adalah uang. Misalnya di dalam pengembangan sistem, perancangan output
merupakan tahapan yang harus dilakukan sebelum melakukan perancangan file. Ini
tidak berarti bahwa semua output harus dirancang semuanya terlebih dahulu baru
dapat melakukan perancangan file, tetapi dapat dilakukan secara serentak, yaitu
sewaktu proses pengadaan hardware.
6. Jangan takut membatalkan proyek
Umumnya
hal ini merupakan pantangan untuk membatalkan suatu proyek yang sedang
berjalan. Keputusan untuk meneruskan suatu proyek atau membatalkannya memang
harus dievaluasi dengan cermat. Untuk kasus-kasus yang tertentu, dimana suatu
proyek terpaksa harus dihentikan atau dibatalkan karena sudah tidak layak lagi,
maka harus dilakukan dengan tegas. Keraguan untuk terus melanjutkan proyek yang
tidak layak lagi karena sudah terserapnya dana kedalam proyek ini hanya akan
memubang dana yang sia-sia.
Sistem
Informasi dibangun untuk mendukung proses yang berjalan dalam sebuah
organisasi, dimana didalamnya tercakup antara lain: proses perencanaan
(Planning), pengorganisasian (Organizing) dan pengendalian (Controlling).
Pengembangan Sitem Informasi akan bermula dasi PSI Perencanaan Sistem Informasi), Analisa,
Perancangan hingga Implmentasi.
BAB
III
PEMBAHASAN
1.1
Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi
Dilakukan
dengan menggunakan metodologi (suatu proses standar yang diikuti oleh
organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk
menganalisa, merancang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi).
Metodologi klasik yang digunakan dikenal dengan istilah SDLC (System
Development Life Cycle).
v Pendekatan Konvensional
1. Pemahaman masalah didasarka pada
pelaksanaan prosedur kerja.
2. Pelaksanaan pengembangan kerja diawali
dengan melihat alur dokumen dari satu bagian organisasi ke bagian organisasi
lainnya, selanjutnya ditentukan proses-proses pengolahan datanya.
3. Secara historis, digunakan untuk
mengembangkan sistem pengolahan transaksi yang ada di sistem fisik.
v Pendekatan Fungsional
1. Dekomposisi permasalahan dilakukan
berdasarkan fungsi atau proses secara hirarki, mulai dari konteks sampai
proses-proses paling kecil (top down).
2. Pengembangan dilaksanakan denga melihat
fungsi atau proses yang harus dilaksanakan oleh sistem, data yang menjadi masukan
atau keluaran, sumber dan tujuan data, serta tempat penyimpanan data
v Pendekatan Struktur Data
1. Sudut pandang pengembangan adalah
struktur data dari dokumen masukan/keluaran yang digunakan dalam sistem
2. Struktur tersebut kemudian dinyatakan
secara hirarki dengan menggunakan konstruksi sequence, selection, dan
repetition sampai terlihat proses pembentukannya
v Information Engineering
1. Sistem dibangun berdasarkan kebutuhan
informasi enterprise
2. Pelaksanaan pengembangan perlu diawali
dengan proses perencanaan strategis informasi dan wilayah bisnis
3. Cakupan pengembangan adalah seluruh
enterprise (enterprise-wide basis)
4. Mengaplikasikan teknik terstruktur dan
automated tools
v Pendekatan Objek
1. Sudut pandang pengembangan sistem
dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada dalam sistem
2. Sistem dipandang sebagai kumpulan objek
yang mempunyai atribut (data) dan operasi (layanan) yang saling berinteraksi
satu dengan yang lainnya
3. Setiap objek dalam sistem dapat menerima
pewarisan (inheritance) dari objek lainnya
4. Setiap objek dapat mempunyai kemampuan
poliforisme
3.2
Metode Pengembangan Sistem Informasi
3.2.1 CBIS Life Cycle
CBIS
(Computer Based Information Systems) Life Cycle atau yang disebut dengan siklus
sistem informasi berbasis komputer. Merupakan tahapan-tahapan dan tugas-tugas
yang harus dilakukan dalam mengembangkan sistem informasi, tanpa memperhatikan
sistem informasi jenis apa yang akan dibuat dan seberapa luas yang harus di
hasilkannya.
3.2.2 System Development Life Cycle (SDLC)
Suatu
sistem lama yang telah dikembangkan ke sistem yang baru, namun saat kerja
sistem baru ditemukan permasalahan dalam
tahap pemeliharaan sistem yang kemungkinan tidak dapat diatasi, maka sistem
tersebut akan dikembalikan lagi ke sistem yang lama, hal inilah yang disebut
dengan siklus hidup pengembangan sistem atau disebut dengan System Development
Life Cycle.
SDLC
merupakan proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak
dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk
mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya. Kegunaan dari SDLC
yaitu mengakomodasi beberapa kebutuhan pengguna akhir dan pengadaan perbaikan
masalah yang berhubungan dengan perangkat lunak. Metode ini digunakan oleh para
analisis sistem ataupun pembuat program dengan tahapan-tahapan pekerjaan untuk
membangun sistem informasi. Metode ini sangat cocok untuk pengembangan sistem
besar. Setiap SDLC harus menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang memenuhi
atau melebihi harapan user, mencapai selesai dalam waktu dan perkiraan biaya,
bekerja secara efektif dan efisien.
* Kegiatan Dalam Tahapan SDLC
1. Inisiasi (initiation)
Tahap
ini ditandai dengan adanya kebutuhan dari user yang ada, maka pembuatan
proposal proyek perangkat lunak dimulai dan dibuat berdasarkan konsep sistem
yang telah direncanakan.
Kegiatan
dalam tahapan inisiasi :
· Menentukan durasi waktu yang dibutuhkan.
· Menentukan sumber daya dan sistem yang
dibutuhkan.
· Merencanakan jadwal pelaksanaan
proyek.
2. Pengembangan konsep sistem (system concept
development)
Mendefinisikan
lingkup konsep sistem hingga dokumen lingkup sistem. Kemudian menganalisa
manfaat biaya yang dibuthkan, manajemen rencana dan pembelajaran kemudahan
sistem untuk digunakan. Memperhatikan juga perencanaan resiko yang kemungkinan
dihadapi jika sistem akan diterapakan ke depannya.
Kegiatan
di dalam tahap pengembangan konsep sistem :
· Mendefinisikan ruang lingkup sistem.
· Menganalisis manafaat biaya yang
dibutuhkan.
3. Perencanaan (planning)
Mengembangkan
rencana manajemen proyek dan dokumen perencaaan lainnya yang diperlukan
masing-masing tahapan, sumber daya dan perangkat lunak. Tahapan ini
menghasilkan hal-hal mendasar yang dibutuhkan untuk mencari solusi dari masalah
yang muncul dalam sistem.
Kegiatan
dalam tahap perencaan meliputi :
· Pembentukan dan konsolidasi tim
pengembang.
· Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup
pengembangan.
· Mengidentifikasi apakah
masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui pengembangan sistem.
· Menentukan dan evaluasi strategi yang
akan digunakan.
· Penentuan prioritas teknologi dan
pemilihan aplikasi.
4. Analisis kebutuhan (requirement analysis)
Menganalisis
kebutuhan pemakai sistem (user) dan mengembangkan kebutuhan user. Membuat
dokumen kebutuhan fungsional. Langkah-langkah yang digunakan dalam analisis
kebutuhan adalah wawancara, riset terhadap sistem baru, observasi lapangan,
jajak pendapat, pengamatan sistem yang serupa dan prototype.
Kegiatan
utama dalam tahapan analisis kebutuhan :
· Pengumpulan informasi.
· Mendefinisikan sistem requirement.
· Memprioritaskan kebutuhan.
· Menyusun dan mengevaluasi alternatif.
· Mengulas kebutuhan dengan pihak
manajemen.
5. Desain (design)
Mentransformasikan
sistem lama menjadi sistem baru yang berdasarkan hasil analisis sebelumnya, dokumen
desain sistem fokus pada bagaimana dapat
memenuhi fungsi-fungsi yang dibutuhkan. Ada 2 perancangan dalam desain yaitu
perancangan konseptual dan perancangan fisik.
Perancangan
konseptual juga disebut dengan perancangan logika yang meliputi perancangan
DFD, ERD, Normalisasi, Flowchart System, Flowchart Document dan laporan-laporan
pendukung lainnya yang menjelaskan perjalanan sistem. Perancangan fisik
meliputi perancangan input, perancangan output, perancangan form, perancangan
struktur tabel, perancangan klasifikasi kode dan perancangan klasifikasi
perangkat yang dibutuhkan sistem.
Beberapa
kegiatan utama yang di lakukan pada tahap desain :
· Merancang arsitektur aplikasi.
· Meracang antar muka pengguna.
· Mendesain dan mengintegrasikan
database.
· Membuat prototipe untuk detail
desain.
· Mendesain mengintegrasikan kendali
sistem.
6. Pengembangan (development)
Mengonversi
desain ke sistem informasi yang lengkap termasuk bagaimana memperoleh dan
melakukan instalasi lingkungan sistem yang dibutuhkan. Mempersiapkan prosedur
kasus pengujian, pengodean, pengompilasian, memperbaiki dan membersihkan
program dan peninjauan pengujian.
Kegiatan
di dalam tahap pengembangan, yaitu membuat basis data dan mempersiapakan prosedur
pengujian sistem, mempersiapkan berkas pengujian sistem, pengodean sistem, dan
memperbaiki kesalahan sistem.
7. Integrasi dan pengujian (integration and
test)
Menggabungkan
bagian-bagian sistem yang dikerjakan terpisah, dan mencari kesalahan sistem
dari kesalaham logika dan kesalahan pengodean. Kemudian mendemonstrasikan
sistem yang dikembangkan untuk diuji dan memehuni spesifikasi kebutuhan sistem.
Kegiatan
di dalam tahap integrasi dan pengujian, yaitu :
· memastikan bahwa sistem berfungsi seperti
yang diharapkan.
· membutuhkan partisipasi pengguna untuk
memverifikasi pengujian menyeluruh dari semua persyaratan.
· memenuhi semua kebutuhan bisnis.
8. Implementasi (implementation)
Merupakan
pengujian pada sistem yang sebenarnya, mengimplementasikan sistem perangkat
lunak pada lingkungan user (adaptasi user dengan sistem) dan menjalankan
resolusi dari permasalahan yang teridentifikasi dari fase integrasi dan
pengujian.
Kegiatan
di dalam tahapan implementasi, yaitu :
· pembuatan database sesuai skema
rancangan
· pembuatan aplikasi berdasarkan desain
sistem
· pengujian dan perbaikan aplikasi.
9. Operasi dan pemeliharaan (operations and
maintenance)
Mengoperasikan
dan memelihara sistem informasi pada lingkungan user termasuk implementasi
akhir dan masuk pada proses peninjauan. Operasi dan pemeliharaan meliputi 3
bagian :
· Pemeliharaan perfektif yaitu
ditunjukkan untuk memperbaharui sistem sebagai tanggapan atas adanya permintaan
atau kebutuhan yang baru serta meingkatkan efisiensi sistem.
· Pemeliharaan adatif yaitu perubahan
aplikasi untuk menyesuaikan diri terhadap perangkat keras dan lunak yang baru
· Pemeliharaan korektif yaitu
melaksanakan perbaikan-perbaikan kesalahan ang ditemukan pada saat sistem
dijalankan.
10. Disposisi (disposition)
Merupakan
aktifitas akhir dari pengembangan sistem dan membangun data sesuai dengan
aktifitas user. Pada tahap ini ditekankan untuk memastikan bahwa sistem telah
dikemas sesuai dengan peraturan dan persyaratan yang tepat. Kegiatan dalam
tahap disposisi, yaitu penghentiaan sistematis sistem untuk memastikan bahwa
informasi penting yang disimpan untuk akses masa depan.
3.2.3 Prototyping
Dalam
pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja
secara terus menerus dan diperbaiki melalui kerjasama antar analis dan user.
Metode ini menggunakan data aktual, edit input, melakukan komputasi dan semua
manipulasi sehingga dihasilkan output nyata. Karakteristik dari metode ini
meliputi langkah pemilahan fungsi, penyusunan sistem informasi, evaluasi dan
penggunaan selanjutnya.
Model
prototipe (prototyping model) dimulai dengan mengumpulkan kebutuhan dan
perbaikan, desain cepat, pembentukan prototipe, evaluasi user terhadap
prototipe, perbaikan dan produk akhir sistem yang akan dibuat. Model ini
menyediakan tampilan dengan simulasi alur sistem sehingga tampak seperti sistem
yang sudah jadi. Model prototipe ini dievalusi oleh user hingga ditemukan
spesifikasi yang sesuai keinginan user. Model prototipe sangat cocok digunakan
untuk menjabarkan kebutuhan user secara lebih detail karena user sering kali
lesulitan menyampaikan kebutuhnya secara detail tanpa melihat gambaran yang jelas.
3.2.4
Rapid Application Development (RAD)
Menggunakan
metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuan
user dan perancangan sistem informasi. Proses pengembangan metode ini yaitu
mempelajari apakah proyek pengembangan sistem memenuhi kriteria, mempelajari
aktivitas bisnis perusahaan, menentukan area bisnis serta fungsi yang menjadi
prioritas, membuat model dari fungsi-fungsi yang menjadi prioritas, memilih
prototipe mana yang direview dan mengimplementasikan sistem informasi.
Rapid
Application Development (RAD) merupakan model pengembangan sistem yang bersifat
inkremental (bertingkat) terutama waktu pengerjaan yang pendek. Model RAD
membagi tim pengembang manjadi beberapa komponen masing-masing tim pengerjaan dapat dilakukan secara paralel. Model ini
dimulai dari pemodelan bisnis, pemodelan data, pemodelan proses, pembangkitan
aplikasi, dan pengujian.
3.2.5 Spiral
Model
proses sistem evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan
cara kontrol dan aspek sistematis model sekuensial linier. Model iterative
ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi
sistem yang lebih lengkap secara bertahap. Model spriral (spiral model)
menyediakan pengembangan dengan cara cepat dengan sistem yang memiliki versi
yang bertambah fungsinya. Model ini menekan adanya analisa resiko, jika analisa
resiko menunjukka adanya ketidakpastian terhadap kebutuhan, maka pengembangan
sistem dapat dihentikan.
3.2.6
Join Application Development (JAD)
Sebuah
rangkaian metode yang memberi kesempatan kepada user dan manajemen untuk
berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi. Tahap
dalam metode ini yaitu perancangan, menentukan dan menjabarkan permintaan user,
menentukan teknik yang dibutukan
3.2.7
Object Oriented Technology
Object
Oriented Technology merupakan cara pengembangan sistem berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di
dunia nyata. Tahapan dalam metode ini
yaitu perencaan, analisis, perancangan, dan implementasi. Dari tahapan tersebut
dapat diterapkan pada perancangan sistem secara umum yang menyangkut perangkat
lunak, perangkat keras dan sistem secara keseluruhan.
3.2.8
Functional Decomposition Methodologies
Menekankan
pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem yang lebih kecil sehingga akan
lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan diimplentasikan.
3.2.9 End-user Development
Keterlibatan
langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem
bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan
adalah pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya private sistem
informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
3.2.10 Outsourcing
Metode
pengelolaan teknologi informasi dengan cara memindahkan pengelolaannya pada
pihak lain, yang tujuan akhirnya adalah efektivitas dan efisiensi kerja. Metode
ini seringkali juga disamakan dengan metode lain seperti : sub kontrak,
supplier, proyek atau istilah lain yang berbeda-beda dilapangan, namun pada
dasarnya adalah sama, yaitu pemindahan layanan kepada pihak lain.
3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Pengembangan Sistem Informasi
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem informasi, yaitu :
Ø Bisnis Internal
Aspek-aspek
internal yang terkait dengan kondisi terkini pada suatu organisasi serta
strategis, meliputi :
a. Visi, misi dan strategis suatu
organisasi, yang menjadi suatu pedoman arah akan seperti apa suatu organisasi
tersebut di masa yang akan datang.
b. Posisi organisasi dalam industry sekarang
dan kekuatan apa saja yang mempengaruhinya.
c. Kekuatan, kelemahan dan peluang
organisasi serta tantangan di masa mendatang.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kesuksesan strategi organisasi.
e. Dokumen organisasi yang berhubungan
dengan kegiatan utama dan kegiatan pendukung dalam suatu organisasi.
Ø Bisnis Eksternal
Merupakan
aspek-aspek di luar organisasi yang dapat mempengaruhi strategi organisasi
misalnya:
a. Aspek politik, diantaranya kebijakan
pemerintah dan peraturan Perundang- undangan.
b. Aspek ekonomi, yaitu persaingan dalam
industri, tingkat permintaan dan penawaran, tingkat inflasi
c. Aspek sosial, yaitu hubungan dan
kepercayaan mitra kerja
d. Aspek teknologi, yaitu perkembangan
teknologi
Ø Internal Teknologi
Yaitu
kondisi SI/TI saat ini yang digunakan dalam mendukung kegiatan operasional
organisasi yang meliputi :
a.
Struktur organisasi SI/TI dan sumber daya, dalam hal ini SDM
b.
Portofolio aplikasi sekarang. Maksudnya adalah aplikasi yang telah dimiliki
organisasi dimasukkan ke dalam portofolio yang berguna untuk mengetahui kondisi
TI pada organisasi sekarang ini.
c.
Pemetaan proses bisnis kedalam suatu model yang menggambarkan arus informasi
yang terjadi dalam kegiatan bisnis organisasi
d.
Infrastruktur TI (Hardware, Software dan Network)
e.
Manajemen informasi (pengelolaan SI dan TI) yang telah dan akan dimanfaatkan
oleh organisasi untuk mendukung tercapainya sasaran bisnis
Ø Eksternal Teknologi
Yaitu
perkembangan teknologi TI terkini dan tren ke depan, misalnya:
a. Tren teknologi TI, bisa dengan
mempelajari tren teknologi yang tengah berkembang, yang khususnya bisa
diterapkan pada kegiatan/bisnis organisasi. Tujuan mempelajari hal ini adalah agar
tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan teknologi yang diterapkan dan
dikembangakan dalam perusahaan. Tidak semua produk-produk TI tergolong baik.
Dengan melihat tren dalam perkembangan TI sama artinya dengan mempelajari
peluang baru yang dapat meningkatkan kinerja organisasi di masa akan datang,
baik dalam peningkatan pendapatan, penurunan biaya atau pengembangan
kegiatan/usaha bisnis.
b. Teknologi yang sedang dipakai oleh
pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan/bisnis organisasi.
c. Peluang dan kemungkinan penggunaan
teknologi untuk keunggulan di masa mendatang.
BAB
IV
KESIMPULAN
Perkembangan teknologi informasi
sangat dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam memahami
komponen teknologi informasi, seperti perangkat keras dan perangkat lunak
komputer. Sistem jaringan baik berupa LAN ataupun WAN dan sistem telekomunikasi
yang akan digunakan untuk mentransfer data. Kebutuhan akan tenaga yang berbasis
teknologi informasi masih terus meningkat. Hal ini bisa terlihat dengan
banyaknya jenis pekerjaan yang memerlukan kemampuan di bidang teknologi
informasi di berbagai bidang serta jumlah SDM berkemampuan di bidang teknologi
informasi masih sedikit, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia.
Keberadaan bisnis yang tersebar di banyak tempat dengan berbagai ragam
perangkat keras dan lunak mulai menyadari tentang betapa pentingnya untuk
mempercayakan dukungan bagi keberhasilan pengolahan data komputernya kepada
satu sumber yang dapat dipercaya.
DAFTAR
PUSTAKA
"Putra,
Y. M., (2018). Pengembangan Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta".
http://ario28wibowo.wordpress.com/2012/06/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengembangan-sistem-informasi/
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4442/Pengembangan%20SI.htm
http://santirianingrum.dosen.narotama.ac.id/bahan-ajar/sistem-informasi/
http://ilyas-awaludin.blogspot.com/2014/07/makalah-pengembangan-sistem-informasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar