Minggu, 08 Desember 2019

SIM : TELEKOMUNIKASI, INTERNET, DAN TEKNOLOGI NIRKABEL


TELEKOMUNIKASI, INTERNET, DAN TEKNOLOGI NIRKABEL

Image result for logo umb





Disusun Oleh :
Theresia Magdalena
43218110075


Dosen Pengampu :
YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si



UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019

KATA PENGANTAR

                         Puji syukur penulis sanpaikan kepada Tuhan YME yang telah memberikan petunjuk Nya dalam menyelesaikan makalah ini. Adapun latar belakang penulis membuat TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: Telekomunikasi, Internet Dan Teknologi Nirkabel untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si Sebagai dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
                       Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam rangka penyelesaikan proposal ini, selain itu kerja sama yang baik diantara semua pihak yang terlibat dengan penulis membuat proposal ini dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
                         Seperti kata pepatah, tidak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, masih banyak hal yang kurang dalam penulisan proposal ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat memperbaikinya. Harapan penulis, semoga proposal ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber ilmu yang baru bagi kita semua.





                                                                                                              Jakarta, 09 Desember 2019.



Pendahuluan
Bisnis digital menarik perhatian berbagai macam kalangan, mulai dari individual, startup, hingga perusahaan di berbagai macam sektor, termasuk telekomunikasi. Hal ini tidak mengherankan. Dalam enam tahun terakhir, bisnis digital di Indonesia disebut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto tumbuh dua kali lipat dibanding pertumbuhan ekonomi nasional, yakni 9,98 - 10,7 persen.
Airlangga memproyeksikan pertumbuhan bisnis digital akan mencapai 11 persen di 2019 karena seluruh wilayah Indonesia bakal terhubung internet.
Presiden RI Joko Widodo bahkan mengumandangkan mimpinya untuk menjadikan Indonesia sebagai digital hubterbesar di Asia Tenggara dalam beberapa tahun mendatang.
Bagi perusahaan telekomunikasi, partisipasi di industri digital tak cuma mengikuti tren, tetapi juga untuk beradaptasi menghadapi perkembangan teknologi saat ini.
Sejumlah operator, sejak beberapa tahun yang lalu, meyakini sektor digital dapat menjadi layanan pendamping bisnis infrastruktur jaringan miliknya. Jenis usaha yang dilakoni bermacam–macam, mulai dari konten, marketplace, hingga uang elektronik dengan skala bisnis yang berbeda-beda.
Awalnya mereka memulainya dengan layanan konten gaya hidup. Pengguna dapat membeli konten value added service (VAS), games, dan aplikasi.
"Pertumbuhan bisnis digital diproyeksikan akan mencapai 11 persen di tahun 2019."
Airlangga Hartanto, Menteri Perindustrian
Berikutnya operator telekomunikasi menjajal bisnis digital berskala besar, seperti e-money dan e-commerce. Pertumbuhan kedua sektor ini melesat seiring dengan meningkatnya penetrasi internet di Indonesia.
Raksasa telekomunikasi Telkom membentuk usaha patungan Blanja.com dengan eBay. XL Axiata (XL) dan SK Planet untuk situs belanja Elevenia dan Indosat Ooredoo (Indosat) membentuk situs belanja Cipika.
Selain produk e-commerce, operator telekomunikasi juga memeriahkan industri mobile money dengan mengembangkan uang elektronik. Telkomsel mengembangkan TCash, XL memiliki XL Tunai, Indosat dengan Dompetku (kini PayPro), dan Smartfren dengan Uangku.
Ledakan penggunaan data (big data) juga mendorong operator mengembangkan layanan pendamping lain yang ditujukan untuk segmen di luar pelanggannya, yakni UKM dan enterprise. Contohnya layanan cloud, Internet of Things (IoT), Machine-to-Machine (M2M), dan IT outsource.




Peran dan Dampak Perkembangan Teknologi Telekomunikasi, Internet dan Teknologi Nirkabel Terhadap Pertumbuhan Sektor Usaha / Bisnis di Indonesia
Begitu cepat dan kuatnya perkembangan teknologi telekomunikasi, internet dan teknologi nirkabel tentu berperan dalam pertumbuhan sektor usaha atau bisnis di Indonesia. Kemajuan di bidang teknologi, komputer, dan telekomunikasi mendukung perkembangan teknologi internet. Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi apapun, untuk menunjang aktivitas bisnisnya, bahkan sekarang cenderung dapat diperoleh berbagai macam informasi, sehingga informasi harus disaring untuk mendapatkan informasi yang tepat dan relevan.
Hal tersebut mengubah abad informasi menjadi abad internet. Penggunaan internet dalam bisnis berubah dari fungsi sebagai alat untuk pertukaran informasi secara elektronik menjadi alat untuk aplikasi strategi bisnis, seperti: pemasaran, penjualan, dan pelayanan pelanggan. Pemasaran di Internet cenderung menembus berbagai rintangan, batas bangsa, dan tanpa aturan-aturan yang baku. Sedangkan pemasaran konvensional, barang mengalir dalam partai-partai besar, melalui pelabuhan laut, pakai kontainer, distributor, lembaga penjamin, importir, dan lembaga bank.
Pemasaran konvensional lebih banyak yang terlibat dibandingkan pemasaran lewat internet. Pemasaran di internet sama dengan direct marketing, dimana konsumen berhubungan langsung dengan penjual, walaupun penjualnya berada di luar negeri. “Pengguna internet di seluruh dunia berkisar 200 juta, 67 juta diantaranya berada di Amerika Serikat, internet di Indonesia berlipat dua kali setiap 100 hari” (Rhenald, 2000).
Dari referensi tersebut penggunaan internet untuk aplikasi strategi bisnis di Indonesia peluangnya cukup besar, tapi banyak orang tidak menyadari, karena pemain bisnis di Indonesia masih banyak kalangan tua. Menurut Rhenald "Pasar internet adalah pasar orang muda, bukan orang tua." Dugaan Rhenald berdasarkan amatan saja "Pengguna internet di Indonesia sekitar 70% berusia 20-an, sekitar 25% usia 30-42-an, sisanya usia di atas itu. Sedangkan pemain-pemain utama bisnis berusia 45-an ke atas. Mereka adalah generasi yang terlambat bersentuhan dengan internet, bahkan dengan komputerpun mereka terlambat" (Rhenald: 1999:23). 91% pengguna internet berpendidikan SLA ke atas dengan persentase pengguna SLA yang terbanyak, yaitu: 46%. Tempat pengakses internet di Indonesia kebanyakan dari kantor(52%), warnet(26%), sekolah/kampus(19%) .
Internet di Indonesia lebih banyak dipakai untuk fasilitas e-mail, yaitu sebanyak: 42%, persentase aktivitas di internet lainnya dapat dilihat pada Gambar 3. Penggunaan internet di Indonesia digunakan untuk keperluan bisnis sebesar: 43%, sedangkan keperluan pribadi sebanyak: 32% (Nielsen, 1999). Penggunaan internet di Indonesia untuk keperluan bisnis sebesar 43%, menunjukkan beberapa perusahaan telah menerapkan internet untuk berbisnis, yang dikenal dengan E-Business atau ECommerce.
Penggunaan internet dalam bisnis mengalami perkembangan, dari pertukaran informasi secara elektronik ke aplikasi strategi bisnis, seperti: pemasaran, penjualan, dan pelayanan pelanggan. Internet mendukung komunikasi dan kerja sama global antara pegawai, konsumen, penjual, dan rekan bisnis yang lain. Internet memungkinkan orang dari organisasi atau lokasi yang berbeda bekerja sama sebagai satu tim virtual untuk mengembangkan, memproduksi, memasarkan, dan memelihara produk atau pelayanan.
Dengan internet memungkinkan aplikasi Electronic Commerce (EC) dapat digunakan pada jaringan global, dan biasanya dilengkapi dengan aplikasi pemrosesan pesanan secara On-line, Electronic Data Interchange (EDI) untuk mengirim dokumen bisnis, dan keamanan sistem pembayaran Electronic Funds Transfer (EFT). Akibat internet, pemasaran terhadap perusahaan, produk, dan pelayanan menjadi proses yang interaktif saat ini. Situs Web perusahaan bukan hanya sekedar menyajikan katalog produk dan media promosi, melainkan digunakan untuk berdialog, berdiskusi, dan berkonsultasi dengan konsumen secara On-line, bulletin boards, kuesioner elektronik, mailing lists, dan pengiriman surat elektronik. Sehingga konsumen dapat dilibatkan secara langsung dalam perancangan, pengembangan, pemasaran, dan penjualan produk.




Aplikasi berdasarkan internet dapat memberi keunggulan strategi bisnis untuk memenangkan kompetisi dalam:
a. Global Dissemination
Karena sekarang negara-negara sudah tersambung dengan internet, komunikasi global dalam bisnis menjadi benar-benar hidup. E-mail, electronic mailing list, situs World Wide Web, dan pelayanan internet lainnya, mengakibatkan penyebaran informasi sekala internasional menjadi lebih cepat, murah dan mudah. Hal ini memberi keuntungan strategi bisnis dalam meningkatkan penghematan dan efisiensi komunikasi global, dan mampu untuk menjangkau, menjual, serta pengembangan pelayanan pasar konsumen internasional.
b. Interaction.
Komunikasi interaktif adalah kemampuan internet yang lain, seperti: forum diskusi dan chat groups; Formulir interaktif untuk pesanan, feedback, dan dukungan teknis; E-mail untuk menjawab permintaan dan komentar secara on-line. Feedback yang cepat dan efisien kepada konsumen dan tanggapan dari konsumen support specialists memberi beberapa kesempatan untuk menunjukkan perhatian perusahaan pada konsumennya. Sehingga teknologi internet membantu bisnis membangun peranan dan loyalitas konsumen.
c. Customization.
Kemampuan untuk mengotomatisasi penyediaan informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan masing-masing konsumen, merupakan kemampuan strategi bisnis internet. Informasi dapat diakses dan disebarkan dari server jaringan, tergantung pada kebutuhan pemakainya. Sebagai contoh: mengisi formulir pendaftaran untuk pengaksesan yang cepat dalam memilih tingkat situs Web. Efisiensi, biaya murah, dan sasaran pemasaran interaktif kepada masing-masing konsumen adalah kunci keunggulan bisnis dengan teknologi internet.




d. Collaboration.
Internet mungkin memudahkan dan mengefisienkan akses data,hardware dan software yang ada pada jaringan secara bersama. Sebagai contoh: informasi pada situs Web dapat diperoleh dengan mudah menggunakan Web browsers. Groupware tools yang lain membantu koordinasi proyek dan mengurus informasi yang disimpan pada server situs Web cross-link. Hal ini dapat meningkatkan kerja sama diantara tim, workgroups, dan rekan bisnis, sehingga dapat melengkapi peran strategi bisnis perusahaan.
e. Electronic Commerce.
Internet menjadi platform teknologi EC. Internet menghubungkan perusahaan dengan konsumen dan penjualnya, sehingga memungkinkan perusahaan pengguna internet dapat memasarkan, membeli, menjual, serta mendukung produk dan pelayanan secara elektronik. Beberapa keuntungan berbisnis lewat internet terletak pada aplikasi EC. EC memungkinkan untuk membuka pasar dan/atau membuat produk dan pelayanan baru.
f. Integration.
Perusahaan yang bekerja menggunakan internet mengintegrasikan aktivitas di luar dengan proses bisnis di dalam perusahaan secara online. Sebagai contoh: situs Web perusahaan tersambung dengan database operasional yang tersimpan pada Server Web Intranet, sehingga pengunjung situs Web perusahaan tersebut dalam memperoleh informasi lebih detil, up-to-date, dan dapat digunakan untuk mendukung aplikasi EC. Sehingga keuntungan perusahaan dari teknologi internet timbul dari efisiensi dan inovasi proses di dalam dan luar perusahaan.
Potensi industri e-commerce di Indonesia memang tidak dapat dipandang sebelah mata. Dari data analisis Ernst & Young, dapat dilihat pertumbuhan nilai penjualan bisnis online di tanah air setiap tahun meningkat 40 persen. Ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia.

Tak hanya sekedar untuk mencari informasi dan chatting, masyarakat di kota-kota besar kini menjadikan internet terlebih lagie-commerce sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Perilaku konsumtif dari puluhan juta orang kelas menengah di Indonesia menjadi alasan mengapa e-commerce di Indonesia akan terus berkembang.
Berbicara mengenai industri ini memang tidak semata membicarakan jual beli barang dan jasa via internet. Tetapi ada industri lain yang terhubung di dalamnya. Seperti penyediaan jasa layanan antar atau logistik, provider telekomunikasi, produsen perangkat pintar, dan lain-lain. Hal inilah yang membuat industri e-commerce harus dikawal agar mampu mendorong laju perekonomian nasional.
Bisnis ini memiliki nilai bisnis yang sangat besar, tetapi sayangnya sampai saat ini belum ada regulasi khusus yang mengatur bisnis online ini. Pada akhir tahun 2014 saja, nilai bisnis industri e-commerce Indonesia mencapai USD 12 miliar.
Oleh karena itu pada akhir tahun 2014, Pemerintah Indonesia dibawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berkolaborasi dengan Kementerian Kominfo dan Kementerian/lembaga terkait, para pemangku kepentingan dari kalangan asosiasi dan pelaku usaha e-commerce, serta konsultan kaliber dunia Ernst & Young, yang bekerja secara pro bono dengan mengerahkan tenaga ahli multi disiplin mereka dari regional dan global, mulai bekerja untuk mengembangkan E-commerceRoadmap dan bekerja bersama-sama dalam menyiapkan ekosistem yang baik untuk mengembangkan industri e-commerce lokal.
Setelah melakukan workshop dan roadshow yang dilakukan oleh kementerian dan perlaku industri, terciptalah draft Indonesia E-commerceRoadmap yang saat ini dalam tahap finalisasi di tingkat kabinet. Diharapkan Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat melakukan Rapat Terbatas Kabinet untuk memberikan arahan dimulainya pelaksanaan inisiatif-inisiatif solusi terkait dengan isu-isu seputar e-commerce sehingga mendukung dan mendorong potensi pertumbuhan e-commerce Indonesia yang sesungguhnya.

Lalu sebenarnya apa yang menghambat potensi pertumbuhan e-commerce di Indonesia? Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ada enam isu, yaitu pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, infrastruktur komunikasi, logistik, serta edukasi dan sumber daya manusia. Isu-isu tersebut harus dikerjakan bersama-sama dengan lembaga terkait agar menghasilkan kebijakan yang komprehensif dan tersinkronisasi.
Adapun kementerian dan lembaga-lembaga tersebut antara lain Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Kementerian Koperasi dan UKM, Pos Indonesia, ASPERINDO, IdEA, dan lain-lain.
Tidak hanya itu, pemerintah juga merumuskan prinsip-prinsip utama dalam mengembangkan e-commerce lewat aksi afirmatif. Lima prinsip tersebut, antara lain seluruh warga Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses serta menjadi pelaku e-commerce, seluruh warga Indonesia memiliki ilmu dan pengetahuan agar dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk perekonomian, meminimalisir hilangnya lapangan pekerjaan saat era transisi menuju perekonomian digital, implementasi perangkat hukum dan kebijakan harus mendukung keamanan e-commerce yang mencakup technology neutrality, transparansi dan konsistensi internasional, dan utamanya pelaku bisnis e-commerce lokal terutama pelaku bisnis pemula dan UKM harus mendapatkan perlindungan yang layak serta menjadi prioritas utama.
Selain memberikan stimulus kepada para pelaku bisnis e-commerce mulai dari level pemula, UKM, hingga established business, pemerintah juga harus didukung oleh masyarakat , pihak swasta, media, maupun organisasi non-profit untuk mendorong e-commerce menjadi sebuah gerakan nasional/kampanye.
Indonesia harus belajar dari Tiongkok yang sudah meluncurkan Five Year Plan for the Development of e- Commerce pada tahun 2011. Dalam waktu tiga tahun, volume transaksi bisnis e-commerce Tiongkok sudah mencapai 10,1 persen dari total penjualan ritel dengan angka mencapai USD 426 juta.
Indonesia dapat dikatakan memiliki bekal yang ciamik untuk menjadi negara dengan industri e-commerce terkemuka di masa depan. Selain memiliki sumber daya manusia yang tak kalah bagus, pasar lokal juga menjadi potensi besar untuk mengembangkan e-commerce.
Pada akhir tahun 2015, nilai bisnis e-commerce tanah air diprediksi sekitar USD 18 miliar. Pada tahun 2020, volume bisnis e-commerce di Indonesia diprediksi akan mencapai USD 130 miliar dengan angka pertumbuhan per tahun sekitar 50 persen.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia ingin menempatkan Indonesia sebagai Negara Digital Economy terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020. Selain adanya E-commerceRoadmap, pemerintah menargetkan dapat menciptakan 1.000 technopreneurs baru pada tahun 2020 dengan valuasi bisnis USD 10 miliar.
Kondisinya saat ini banyak pelaku bisnis e-commerce pemula baik perdagangan onlinemaupun start-up digital dengan ide-ide segar dan inovatif yang kurang memiliki akses atau pendanaan untuk mengembangkan bisnisnya. Untuk itu, pemerintah akan mendorong tumbuhnya technopreneurs baru, baik dengan menggandeng mentor-mentor technopreneurs terkemuka, data center, technopark, serta memberikan pendanaan. Sedangkan bagi pelaku bisnis UKM diharapkan mampu naik tingkat menjadi pelaku usaha besar, bahkan menggurita hingga internasional.
Dengan pertumbuhan bisnis online yang begitu pesat, masyarakat Indonesia akan mendapatkan manfaat positif dalam perekonomian seperti pertumbuhan kesejahteraan, pertumbuhan lapangan kerja baru dan lain-lain. Dengan demikian Indonesia tidak lagi sekadar menjadi target pasar bisnis internasional, tetapi sebaliknya dapat menjadi pengusaha e-commerce yang mumpuni hingga menjangkau pasar luar negeri.

Pada tahun 2020, revolusi bisnis online Indonesia diprediksi akan mendongkrak Pendapatan Domestik Bruto sebesar 22 persen. Melihat perkembangan e-commerce di Tiongkok, maka kemungkinan hal yang sama dapat terjadi di Indonesia begitu besar karena Indonesia dan Tiongkok memiliki karakter yang sama.
Dengan populasi yang bejibun, Indonesia dan Tiongkok menyediakan pasar yang begitu besar bagi pelaku bisnis lokal maupun internasional. Jika potensi ini bisa dimanfaatkan dengan baik, sudah pasti akan mendongkrak perekonomian nasional.

Dampak Positif dan Negatif Teknologi Telekomunikasi dalam Bidang Ekonomi
Dalam perekonomian suatu negara, teknologi informasi mulai dirasa mempunyai peran yang penting dalam perekonomian suatu negara karena dengan berkembangnya teknologi informasi, perekonomian suatu negara mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Banyak hal yang dirasa berbeda dan berubah dibandingkan dengan cara yang berkembang sebelumnya. Saat sekarang ini jarak dan waktu bukanlah sebagai masalah yang berarti untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, berbagai aplikasi tercipta untuk memfasilitasinya. Perekonomian suatu negara dapat dilihat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikai di negara tersebut. Semakin tinggi perkembangan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Namun perkembangan teknologi informasi ini juga memiliki sisi negatif, dimana banyak penyalahgunaan teknologi dalam melakukan tindak kriminal.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia.
Dampak Positif Telekomunikasi di Bidang Ekonomi
Teknologi yang berkembang pesat, baik teknologi informasi, komunikasi, maupun transportasi. Sehingga orang dapat berhubungan melewati batas-batas negara. Lebih lanjut dampak positif teknologi informasi dan komunikasi di bidang ekonomi adalah:
Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
Terjadinya industrialisasi.
Produktifitas dunia industri semakin meningkat. Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki. Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.
Kemajauan ekonomi dalam bidang kedokteran mampu menjadikan produk kedokteran menjadi komoditi.
Semakin maraknya penggunaan TIK akan semakin membuka lapangan pekerjaan.
Dengan fasilitas pemasangan iklan di internet pada situs-situs tertentu akan mempermudah kegiatan promosi dan pemasaran suatu produk.
Perusahaan dapat menjangkau pasar lebih luas, karena pembeli yang mengakses internet tidak dibatasi tempat dan waktu.
Perusahaan tidak perlu membuka cabang distribusi.
Pengeluaran lebih sedikit, karena pegawai tidak banyak.
Harga barang lebih murah, karena biaya operasionalnya murah.
Bisnis yang berbasis TIK atau yang biasa disebut e-commerce dapat mempermudah transaksi-transaksi bisnis suatu perusahaan atau perorangan.
Pemanfaatan TIK untuk membuat layanan baru dalam perekonomian dan bisnis antara lain internet banking, SMS banking, dan e-commerce.

Dampak Negatif Telekomunikasi di Bidang Ekonomi
Beberapa dampak negatif dari Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam bidang ekonomi, antara lain:
1. Dengan mudahnya melakukan transaksi di internet menyebabkan akan semakin memudahkan pula transaksi yang dilarang seperti transaksi barang selundupan atau transaksi narkoba.
2. Hal yang sering terjadi adalah pembobolan rekening suatu lembaga atau perorangan yang mengakibatkan kerugian financial yang besar.
3. Dengan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan banyaknya terjadi kasus penipuan dalam perdagangan online.
4. Resistensi Membeli Secara Online. Bagi orang awam yang belum pernah bertransaksi secara online, akan merasa janggal ketika harus bertransaksi tanpa bertatap muka atau melihat penjualnya. Belum lagi ketakutan bila pembayaran tak terkirim atau tak diterima. Atau barang tak dikirim, atau bahkan barang dikirim tetapi tak diterima.
5. Violance and Gore. Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan dalam dunia bisnis di internet. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat menjual situs mereka, salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang tabu.
6. Carding. Karena sifatnya yang langsung (real time), cara belanja dengan menggunakn kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internetpun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan kartu kredit) online dan mencatat kode kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka daptkan untuk melakukan kejahatan.
7. Cybercrime
Cybercrime adalah kejahatan yang di lakukan seseorang dengan sarana internet di dunia maya yang bersifat:
a. Melintasi batas Negara
b. Perbuatan dilakukan secara illegal
c. Kerugian sangat besar
d. Sulit pembuktian secara hukum
8. Hacking
Usaha memasuki sebuah jaringan dengan maksud mengeksplorasi atupun mencari kelemahan system jaringan. Seperti hacking pada facebook yang sering terjadi sebagai sarana untuk jual beli online sehingga menimbulkan kerugian bagi penjual ataupun pembeli.

9. Cracking
Usaha memasuki secara illegal sebuah jaringan dengan maksud mencuri, mengubah atau menghancurkan file yang di simpan pada jaringan tersebut. Dalam dunia bisnis online hal ini menimbulkan kerugian yang besar.
10. Saling menghujat di media sosial karena pengambilan foto-foto testimony ataupun foto-foto produk yang dijual tanpa izin.
Apakah perkembangan teknologi Telekomunikasi, Internet dan Teknologi Nirkabel tersebut mendukung perkembangan usaha atau justru berdampak sebaliknya?
Perkembangan teknologi telekomunikasi, internet, dan teknologi Nirkabel pada kebanyakan kasus mampu memndukung perkembangan usaha skala besar dan menengah, namun pada beberapa kasus justru mematikan usaha – usaha skala kecil.
Dampak utama yang dirasakan oleh penulis adalah bahwa teknologi telekomunikasi, internet dan teknologi nirkabel justru mampu membantu perkembangan usaha yang ada di Indonesia. Banyak perusahaan yang semakin terbantu dan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkabel. Misalnya dalam hal luasnya penggunaan fitur panggilan video atau video call, dapat membuat perusahaan mampu menyelenggarakan rapat – rapat dengan kehadiran seluruh peserta yang diundang dalam rapat tanpa harus mendatangi lokasi rapat. Ini terjadi karena rapat dilaksanakan secara online dan dilaksanakan menggunakan aplikasi perpesanan dan panggilan video seperti Skype, WhatsApp dan lain lain.
Bagi beberapa perusahaan, berkembangnya teknologi jaringan internet juga mampu memberikan kemudahan bagi pemilik – pemilik perusahaan untuk melakukan ekspansi bisnis besar – besaran di seluruh wilayah Indonesia. Semakin luasnya cakupan dari jaringan internet yang disediakan oleh perusahaan penyedia jasa layanan internet memungkinkan perusahaan – perusahaan untuk membuka kantor cabang baru di berbagai wilayah di Indonesia dan mampu menghubungkan banyak kantor cabang tersebut dengan kantor pusat dengan koneksi internet.
Jadi, secara umum dapat dikatakan bagi perusahaan yang mampu mengikuti tren perkembangan teknologi telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkabel, perkembangan ini akan sangat memberi dampak positif bagi perkembangan dan pertumbuhan perusahaan. Namun demikian, bagi perusahaan kecil yang kesulitan untuk tetap dapat mengikuti tren perkembangan teknologi telekomunikasi, internet serta teknologi jaringan nirkabel tentu tren ini akan sangat menghambat pertumbuhan perusahaan tersebut.
Tren perkembangan teknologi telekomunikasi, internet, serta teknologi jaringan nirkabel di Indonesia pada beberapa titik dapat dikatakan sangat membantu perkembangan banyak perusahaan. Salah satu yang paling nampak sebagai hasil dari tren perkembangan teknologi telekomunikasi, internet, serta jaringan nirkabel di Indonesia adalah munculnya banyak perusahaan E – Commerce asal Indonesia, serta munculnya perusahaan – perusahaan “Start-up” seperti penyedia jasa layanan transportasi online Go-Jek, Tiket.com dan lain sebagainya.
Tren ini, bagaimanapun, secara otomatis juga menimbulkan dampak negatif pada saat yang bersamaan. Munculnya perusahaan E-Commerce yang memungkinkan masyarakat melaksanakan kegiatan transaksi jual beli secara online, disatu sisi juga menggulung banyak toko yang tidak memiliki fitur transaksi jual beli secara online. Akibatnya, banyak pengusaha retail yang harus menelan pil pahit dan gulung tikar karena kehadiran perusahaan E-commerce tersebut. Sebagian pengusaha yang memiliki modal kuat, mampu beradaptasi dengan mengembangkan sistem E-commerce milik mereka sendiri yang memungkinkan pembeli membeli barang dagangan mereka tanpa harus mendatangi gerai – gerai retail mereka.
Selain E-Commerce, perusahaan Start up berbasis teknologi telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkabel lain yang kemunculannya memicu efek berantai ialah perusahaan penyedia layanan jasa transportasi online. Go-jek pada fase – fase awal kemunculannya di Indonesia sempat mengalami gesekan dengan penyedia layanan taksi dan ojek pangkalan yang tidak lagi mendapat pelanggan. Selain Go-jek, perusahaan lain yang juga menimbulkan efek berantai dalam kemunculannya ialah layanan pemesanan tiket secara online. Kemunculan berbagai perusahaan aplikasi penyedia tiket online seperti Traveloka, Tiket.com, Pegi-pegi dan lain sebagainya juga membuat gerai jasa penjualan tiket mengalami kebangkrutan. Bayangkan saja, yang tadinya mereka menjadi penghubung antara Maskapai Penerbangan atau PT. Kereta Api Indonesia, dengan calon penumpang, kini perannya digantikan oleh aplikasi – aplikasi online tersebut.
Disruption Era
Era dimana mulai bergesernya kegiatan – kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat dari metode konvensional ke metode berbasis telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkabel sering disebut dengan era Disruption. Mengapa disebut era Disruption, karena pada era ini terjadi ketidak sesuaian dan mulai ditinggalkannya banyak sektor ekonomi yang tidak atau belum menyediakan fitur atau kemampuan untuk melaksanakan transaksi secara online.
Era ini diperkirakan muncul pada tahun 2009 dimana situs – situs belanja online mulai populer dikalangan masyarakat dunia internasional. Era Disruption sendiri di Indonesia dimulai paska tahun 2010 dan berlangsung hingga hari ini.
Dalam era ini masyrakat Indonesia serta pelaku usaha di Indonesia mulai mengalami pergeseran budaya ekonomi dimana yang tadinya lebih berorientasi kepada proses jual beli atau transaksi secara manual, mulai berpindah ke proses jual-beli atau transaksi secara online.
Permasalahan Yang Ditimbulkan oleh Disruption Era
Era Disruption di Indonesia tidak datang tanpa efek negatif. Begitu banyak permasalahan yang ditimbulkan oleh era Disruption ini. Salah satu diantaranya yakni meningkatnya persaingan antar perusahaan di dunia online atau internet. Selain meningkatnya persaingan antar perusahaan, kerawanan penggunaan internet juga otomatis meningkat.
Permasalahan terkait persaingan serta keamanan jaringan menjadi dua isu utama yang sampai saat ini masih hangat dibahas dalam berbagai forum. Persaingan usaha yang begitu ketatnya di era Disruption ini menuntut para pelaku usaha untuk terus menerus mengkreasikan ide – ide baru dalam pemasaran produk agar tidak kalah bersaing dengan lawan atau kompetitor usaha.
Selain persaingan dalam hal usaha atau bisnis, era disruption juga membawa masalah baru yakni tingkat keamanan jaringan. Era ini menimbulkan kerentanan terhadap jaringan internet dimana risiko penyalahgunaan jaringan internet semakin besar.
Munculnya risiko penyalahgunaan jaringan internet tersebut otomatis membutuhkan penanganan khusus dan investasi dari perusahaan untuk keamanan jaringan. Sebenarnya, solusi utama dari kedua kendala ini adalah memperkuat tim Branding atau Online Marketing beserta perkuatan dalam bidang infrastruktur maupun tim personel departemen ITE.
Memperkuat Departemen Branding Sebagai Solusi Menghadapi Persaingan Di Era Disruption
Menghadapi Era Disruption kali ini salah satu kendalanya adalah ketatnya persaingan dalam dunia usaha atau bisnis. Untuk mengantisipasi hal ini, maka penting bagi perusahaan untuk memperkuat tim departemen atau divisi Branding atau Online Marketing. Memperkuat tim Branding atau Online Marketing tidak hanya dapat dilakukan dengan memberikan training atau pelatihan bagi mereka. Perkuatan terhadap tim Branding atau Online Marketing, dapat juga dilakukan dengan memberikan mereka peralatan atau gadget telekomunikasi dengan layanan internet dan kemampuan – kemampuan yang dimiliki perangkat teknologi nirkabel. Selain itu, tim Branding atau Online Marketing juga dapat ditingkatkan dan diperkuat kemampuannya dengan cara membebaskan mereka berpikir se-kreatif mungkin.
Semakin aktif, kreatif, serta lengkapnya peralatan yang dimiliki oleh tim Branding atau Online Marketing, dalam mempromosikan dan membangun Brand Awareness perusahaan maka akan semakin kuat perusahaan tersebut dalam memenangkan persaingan global yang semakin lama semakin ganas. Era Disruption mengharuskan bukan hanya pemilik atau pimpinan perusahaan, tetapi juga seluruh anggota tim departemen Branding atau Online Marketing untuk menjadi pribadi yang tangguh dan kreatif serta mampu menambah kreatifitas mereka dari hari ke hari sehingga menghasilkan ide – ide promosi baru bagi perusahaan.
Perkuatan Tim dan Infrastruktur ITE Sebagai Solusi Menghadapi Kerentanan Jaringan Internet di Era Disruption
Era Disruption yang juga berbarengan dengan peningkatan tren perkembangan teknologi telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkabel juga membawa masalah terkait kerentanan jaringan internet.  Jaringan internet di era Disruption merupakan jaringan yang begitu luas dan begitu rentan akan ancaman dan potensi serangan.
Berikut beberapa potensi ancaman yang dapat timbul di jaringan internet pada era Disruption ini :
1. Hacking
2. Cracking
3. Social Engineering
4. Spoofing
5. Phising
6. Ancaman Piranti Lunak Malicious Software atau Malware
7. Ancaman Kejahatan Siber atau Cybercrime
8. Ancaman Carding
Berdasarkan potensi ancaman tersebut, dapat diambil beberapa langkah untuk mengatasi potensi ancaman tersebut. Salah satu diantaranya adalah dengan memperkuat perangkat infrastruktur dan personel tim departemen ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik). Perkuatan terhadap perangkat inrastruktur jaringan internet dapat diwujudkan dalam pengadaan atau peremajaan untuk mengganti perangkat lama dengan perangkat baru yang lebih terjamin keamanan nya.

Perangkat yang penulis maksud disini adalah perangkat keras infrastruktur, yakni unit – unit Komputer Personal atau PC, Laptop, dan perangkat koneksi jaringan internet. Sementara untuk perangkat lunak, yang dapat ditingkatkan performa nya yakni perangkat lunak sistem operasi yang dapat diperbaharui dan perangkat lunak antivirus. Kedua perangkat ini harus senantiasa diperbaharui atau di Update. Ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya celah dalam jaringan internet milik perusahaan dan mencegah kemungkinan munculnya serangan dari jaringan internet yang berada diluar jaringan perusahaan yang mampu menimbulkan kerugian baik kerugian perangkat keras secara fisik maupun kerugian data yang disimpan dalam perangkat lunak.
Sementara itu, untuk perkuatan terhadap tim personel departemen ITE dapat dilaksanakan dengan cara memberikan kesempatan kepada seluruh personel di departemen tersebut untuk mengikuti berbagai Seminar, Pelatihan, dan atau Workshop terkait keamanan IT yang diadakan oleh banyak vendor penyedia jasa layanan keamanan atau sekuritas IT. Selain memberikan kesempatan untuk terus belajar, perusahaan juga dapat memperkuat tim IT yang dimilikinya dengan cara memberikan anggaran investasi khusus untuk keamanan jaringan. Anggaran ini dapat digunakan oleh tim departemen IT untuk mencari vendor penyedia jasa layanan keamanan IT dan mengadakan pengujian atas beberapa produk perlengkapan keamanan IT terbaru untuk dapat mengetahui kegunaan dari perangkat tersebut.
Tujuan utama dari dilakukannya perkuatan terhadap tim departemen IT baik melalui sisi perangkat keras, perangkat lunak, dan sisi personel di lapangan, adalah untuk memastikan bahwa departemen IT mampu mengatasi kemungkinan timbulnya potensi ancaman dari jaringan internet yang berada diluar jaringan perusahaan. Selain itu menyiapkan tim IT dan infrastruktur ITE dengan baik juga dapat berguna untuk memberikan kepercayaan kepada pelanggan atau calon pelanggan yang akan menggunakan produk atau jasa dari perusahaan tersebut bahwa mereka tidak salah pilih perusahaan atau penyedia jasa layanan.




Tabel Dampak Yang Mungkin Terjadi Di Dunia Nyata Berkaitan Dengan Tren Perkembangan Teknologi Telekomunikasi, Internet, dan Teknologi Nirkabel
NO.
DAMPAK YANG TERJADI
PIHAK YANG TERDAMPAK
1.
Dimulainya Era Disruption, Mulai ditinggalkannya metode transaksi konvensional, dan pindah ke metode transaksi online.
Pelaku Usaha atau bisnis dari berbagai sektor bisnis di Indonesia beserta masyarakat Indonesia pada umumnya.
2.
Ancaman kerentanan jaringan internet di berbagai perusahaan.
Pelaku Usaha atau pebisnis dari berbagai sektor bisnis di Indonesia beserta masyarakat Indonesia pada umumnya.
3.
Persaingan antar pelaku usaha semakin ketat dan intens di dunia bisnis.
Pelaku Usaha atau pebisnis dari berbagai sektor bisnis di Indonesia beserta tim departemen Branding / Online Marketing masing – masing perusahaan yang saling bersaing.
4.
Timbulnya Perangkat teknologi telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkabel baru dalam kurun waktu singkat.
Perusahaan yang memutuskan untuk tetap up-to date terhadap kemajuan teknologi telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkabel.
5.
Munculnya berbagai perusahaan baru yang mengusung konsep baru dalam penggunaan teknologi telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkabel dalam bisnis prosesnya.
Perusahaan yang sudah lebih dahulu ada harus bisa beradaptasi dengan kemunculan pesaing abru yang mengusung konsep – konsep baru tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Implementasi Sistem Informasi.  FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar