TELEKOMUNIKASI, INTERNET, DAN TEKNOLOGI NIRKABEL
![Image result for logo umb](https://mercubuana.ac.id/en/images/zt_bravi/logo_baru_umb.jpg)
Disusun Oleh :
Theresia Magdalena
43218110075
Dosen Pengampu :
YANANTO MIHADI PUTRA, SE,
M.Si
UNIVERSITAS
MERCU
BUANA
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
sanpaikan kepada Tuhan YME yang telah memberikan petunjuk Nya dalam
menyelesaikan makalah ini. Adapun latar belakang penulis membuat TUGAS SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN: Telekomunikasi, Internet Dan Teknologi Nirkabel untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si Sebagai
dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam rangka
penyelesaikan proposal ini, selain itu kerja sama yang baik diantara semua
pihak yang terlibat dengan penulis membuat proposal ini dapat terselesaikan
tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Seperti kata pepatah,
tidak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih
jauh dari sempurna, masih banyak hal yang kurang dalam penulisan proposal ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
penulis dapat memperbaikinya. Harapan penulis, semoga proposal ini dapat
bermanfaat dan menjadi sumber ilmu yang baru bagi kita semua.
Jakarta, 09 Desember 2019.
Pendahuluan
Bisnis
digital menarik perhatian berbagai macam kalangan, mulai dari individual,
startup, hingga perusahaan di berbagai macam sektor, termasuk telekomunikasi.
Hal ini tidak mengherankan. Dalam enam tahun terakhir, bisnis digital di
Indonesia disebut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto tumbuh dua kali
lipat dibanding pertumbuhan ekonomi nasional, yakni 9,98 - 10,7 persen.
Airlangga
memproyeksikan pertumbuhan bisnis digital akan mencapai 11 persen di 2019
karena seluruh wilayah Indonesia bakal terhubung internet.
Presiden
RI Joko Widodo bahkan mengumandangkan mimpinya untuk menjadikan Indonesia
sebagai digital hubterbesar di Asia Tenggara dalam beberapa tahun
mendatang.
Bagi
perusahaan telekomunikasi, partisipasi di industri digital tak cuma mengikuti
tren, tetapi juga untuk beradaptasi menghadapi perkembangan teknologi saat ini.
Sejumlah
operator, sejak beberapa tahun yang lalu, meyakini sektor digital dapat menjadi
layanan pendamping bisnis infrastruktur jaringan miliknya. Jenis usaha yang
dilakoni bermacam–macam, mulai dari konten, marketplace, hingga uang elektronik
dengan skala bisnis yang berbeda-beda.
Awalnya
mereka memulainya dengan layanan konten gaya hidup. Pengguna dapat membeli
konten value added service (VAS), games, dan aplikasi.
"Pertumbuhan bisnis
digital diproyeksikan akan mencapai 11 persen di tahun 2019."
Airlangga Hartanto, Menteri Perindustrian
Berikutnya
operator telekomunikasi menjajal bisnis digital berskala besar, seperti e-money
dan e-commerce. Pertumbuhan kedua sektor ini melesat seiring dengan
meningkatnya penetrasi internet di Indonesia.
Raksasa
telekomunikasi Telkom membentuk usaha patungan Blanja.com dengan eBay. XL
Axiata (XL) dan SK Planet untuk situs belanja Elevenia dan Indosat Ooredoo
(Indosat) membentuk situs belanja Cipika.
Selain
produk e-commerce, operator telekomunikasi juga memeriahkan industri mobile
money dengan mengembangkan uang elektronik. Telkomsel mengembangkan TCash, XL
memiliki XL Tunai, Indosat dengan Dompetku (kini PayPro), dan Smartfren dengan
Uangku.
Ledakan
penggunaan data (big data) juga mendorong operator mengembangkan layanan
pendamping lain yang ditujukan untuk segmen di luar pelanggannya, yakni UKM dan
enterprise. Contohnya layanan cloud, Internet of Things (IoT),
Machine-to-Machine (M2M), dan IT outsource.
Peran dan Dampak Perkembangan Teknologi
Telekomunikasi, Internet dan Teknologi Nirkabel Terhadap Pertumbuhan Sektor
Usaha / Bisnis di Indonesia
Begitu cepat dan kuatnya perkembangan teknologi
telekomunikasi, internet dan teknologi nirkabel tentu berperan dalam
pertumbuhan sektor usaha atau bisnis di Indonesia. Kemajuan di bidang
teknologi, komputer, dan telekomunikasi mendukung perkembangan teknologi
internet. Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi mengalami kesulitan dalam
memperoleh informasi apapun, untuk menunjang aktivitas bisnisnya, bahkan
sekarang cenderung dapat diperoleh berbagai macam informasi, sehingga informasi
harus disaring untuk mendapatkan informasi yang tepat dan relevan.
Hal tersebut mengubah abad informasi menjadi abad
internet. Penggunaan internet dalam bisnis berubah dari fungsi sebagai alat
untuk pertukaran informasi secara elektronik menjadi alat untuk aplikasi
strategi bisnis, seperti: pemasaran, penjualan, dan pelayanan pelanggan.
Pemasaran di Internet cenderung menembus berbagai rintangan, batas bangsa, dan
tanpa aturan-aturan yang baku. Sedangkan pemasaran konvensional, barang
mengalir dalam partai-partai besar, melalui pelabuhan laut, pakai kontainer,
distributor, lembaga penjamin, importir, dan lembaga bank.
Pemasaran konvensional lebih banyak yang terlibat
dibandingkan pemasaran lewat internet. Pemasaran di internet sama dengan direct
marketing, dimana konsumen berhubungan langsung dengan penjual, walaupun
penjualnya berada di luar negeri. “Pengguna internet di seluruh dunia berkisar
200 juta, 67 juta diantaranya berada di Amerika Serikat, internet di Indonesia
berlipat dua kali setiap 100 hari” (Rhenald, 2000).
Dari referensi tersebut penggunaan internet untuk
aplikasi strategi bisnis di Indonesia peluangnya cukup besar, tapi banyak orang
tidak menyadari, karena pemain bisnis di Indonesia masih banyak kalangan tua.
Menurut Rhenald "Pasar internet adalah pasar orang muda, bukan orang
tua." Dugaan Rhenald berdasarkan amatan saja "Pengguna internet di
Indonesia sekitar 70% berusia 20-an, sekitar 25% usia 30-42-an, sisanya usia di
atas itu. Sedangkan pemain-pemain utama bisnis berusia 45-an ke atas. Mereka
adalah generasi yang terlambat bersentuhan dengan internet, bahkan dengan
komputerpun mereka terlambat" (Rhenald: 1999:23). 91% pengguna internet
berpendidikan SLA ke atas dengan persentase pengguna SLA yang terbanyak, yaitu:
46%. Tempat pengakses internet di Indonesia kebanyakan dari kantor(52%),
warnet(26%), sekolah/kampus(19%) .
Internet di Indonesia lebih banyak dipakai untuk fasilitas
e-mail, yaitu sebanyak: 42%, persentase aktivitas di internet lainnya dapat
dilihat pada Gambar 3. Penggunaan internet di Indonesia digunakan untuk
keperluan bisnis sebesar: 43%, sedangkan keperluan pribadi sebanyak: 32%
(Nielsen, 1999). Penggunaan internet di Indonesia untuk keperluan bisnis
sebesar 43%, menunjukkan beberapa perusahaan telah menerapkan internet untuk
berbisnis, yang dikenal dengan E-Business atau ECommerce.
Penggunaan internet dalam bisnis mengalami
perkembangan, dari pertukaran informasi secara elektronik ke aplikasi strategi
bisnis, seperti: pemasaran, penjualan, dan pelayanan pelanggan. Internet
mendukung komunikasi dan kerja sama global antara pegawai, konsumen, penjual,
dan rekan bisnis yang lain. Internet memungkinkan orang dari organisasi atau
lokasi yang berbeda bekerja sama sebagai satu tim virtual untuk mengembangkan,
memproduksi, memasarkan, dan memelihara produk atau pelayanan.
Dengan internet memungkinkan aplikasi Electronic
Commerce (EC) dapat digunakan pada jaringan global, dan biasanya dilengkapi
dengan aplikasi pemrosesan pesanan secara On-line, Electronic Data Interchange
(EDI) untuk mengirim dokumen bisnis, dan keamanan sistem pembayaran Electronic
Funds Transfer (EFT). Akibat internet, pemasaran terhadap perusahaan, produk,
dan pelayanan menjadi proses yang interaktif saat ini. Situs Web perusahaan
bukan hanya sekedar menyajikan katalog produk dan media promosi, melainkan
digunakan untuk berdialog, berdiskusi, dan berkonsultasi dengan konsumen secara
On-line, bulletin boards, kuesioner elektronik, mailing lists, dan pengiriman
surat elektronik. Sehingga konsumen dapat dilibatkan secara langsung dalam
perancangan, pengembangan, pemasaran, dan penjualan produk.
Aplikasi berdasarkan internet dapat memberi keunggulan
strategi bisnis untuk memenangkan kompetisi dalam:
a. Global Dissemination
Karena sekarang negara-negara sudah tersambung
dengan internet, komunikasi global dalam bisnis menjadi benar-benar hidup.
E-mail, electronic mailing list, situs World Wide Web, dan pelayanan internet
lainnya, mengakibatkan penyebaran informasi sekala internasional menjadi lebih
cepat, murah dan mudah. Hal ini memberi keuntungan strategi bisnis dalam
meningkatkan penghematan dan efisiensi komunikasi global, dan mampu untuk
menjangkau, menjual, serta pengembangan pelayanan pasar konsumen internasional.
b. Interaction.
Komunikasi interaktif adalah kemampuan internet
yang lain, seperti: forum diskusi dan chat groups; Formulir interaktif untuk
pesanan, feedback, dan dukungan teknis; E-mail untuk menjawab permintaan dan
komentar secara on-line. Feedback yang cepat dan efisien kepada konsumen dan
tanggapan dari konsumen support specialists memberi beberapa kesempatan untuk
menunjukkan perhatian perusahaan pada konsumennya. Sehingga teknologi internet
membantu bisnis membangun peranan dan loyalitas konsumen.
c. Customization.
Kemampuan untuk mengotomatisasi penyediaan
informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan masing-masing konsumen, merupakan
kemampuan strategi bisnis internet. Informasi dapat diakses dan disebarkan dari
server jaringan, tergantung pada kebutuhan pemakainya. Sebagai contoh: mengisi
formulir pendaftaran untuk pengaksesan yang cepat dalam memilih tingkat situs
Web. Efisiensi, biaya murah, dan sasaran pemasaran interaktif kepada
masing-masing konsumen adalah kunci keunggulan bisnis dengan teknologi
internet.
d. Collaboration.
Internet mungkin memudahkan dan mengefisienkan
akses data,hardware dan software yang ada pada jaringan secara bersama. Sebagai
contoh: informasi pada situs Web dapat diperoleh dengan mudah menggunakan Web
browsers. Groupware tools yang lain membantu koordinasi proyek dan mengurus
informasi yang disimpan pada server situs Web cross-link. Hal ini dapat
meningkatkan kerja sama diantara tim, workgroups, dan rekan bisnis, sehingga
dapat melengkapi peran strategi bisnis perusahaan.
e. Electronic Commerce.
Internet menjadi platform teknologi EC. Internet
menghubungkan perusahaan dengan konsumen dan penjualnya, sehingga memungkinkan
perusahaan pengguna internet dapat memasarkan, membeli, menjual, serta
mendukung produk dan pelayanan secara elektronik. Beberapa keuntungan berbisnis
lewat internet terletak pada aplikasi EC. EC memungkinkan untuk membuka pasar
dan/atau membuat produk dan pelayanan baru.
f. Integration.
Perusahaan yang bekerja menggunakan internet
mengintegrasikan aktivitas di luar dengan proses bisnis di dalam perusahaan
secara online. Sebagai contoh: situs Web perusahaan tersambung dengan database
operasional yang tersimpan pada Server Web Intranet, sehingga pengunjung situs
Web perusahaan tersebut dalam memperoleh informasi lebih detil, up-to-date, dan
dapat digunakan untuk mendukung aplikasi EC. Sehingga keuntungan perusahaan
dari teknologi internet timbul dari efisiensi dan inovasi proses di dalam dan
luar perusahaan.
Potensi industri e-commerce di Indonesia memang
tidak dapat dipandang sebelah mata. Dari data analisis Ernst & Young, dapat
dilihat pertumbuhan nilai penjualan bisnis online di tanah air setiap tahun
meningkat 40 persen. Ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta
pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia.
Tak hanya sekedar untuk mencari informasi dan
chatting, masyarakat di kota-kota besar kini menjadikan internet terlebih
lagie-commerce sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Perilaku konsumtif dari
puluhan juta orang kelas menengah di Indonesia menjadi alasan mengapa
e-commerce di Indonesia akan terus berkembang.
Berbicara mengenai industri ini memang tidak semata
membicarakan jual beli barang dan jasa via internet. Tetapi ada industri lain
yang terhubung di dalamnya. Seperti penyediaan jasa layanan antar atau
logistik, provider telekomunikasi, produsen perangkat pintar, dan lain-lain.
Hal inilah yang membuat industri e-commerce harus dikawal agar mampu mendorong
laju perekonomian nasional.
Bisnis ini memiliki nilai bisnis yang sangat besar,
tetapi sayangnya sampai saat ini belum ada regulasi khusus yang mengatur bisnis
online ini. Pada akhir tahun 2014 saja, nilai bisnis industri e-commerce
Indonesia mencapai USD 12 miliar.
Oleh karena itu pada akhir tahun 2014, Pemerintah
Indonesia dibawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
berkolaborasi dengan Kementerian Kominfo dan Kementerian/lembaga terkait, para
pemangku kepentingan dari kalangan asosiasi dan pelaku usaha e-commerce, serta
konsultan kaliber dunia Ernst & Young, yang bekerja secara pro bono dengan
mengerahkan tenaga ahli multi disiplin mereka dari regional dan global, mulai
bekerja untuk mengembangkan E-commerceRoadmap dan bekerja bersama-sama dalam
menyiapkan ekosistem yang baik untuk mengembangkan industri e-commerce lokal.
Setelah melakukan workshop dan roadshow yang
dilakukan oleh kementerian dan perlaku industri, terciptalah draft Indonesia
E-commerceRoadmap yang saat ini dalam tahap finalisasi di tingkat kabinet.
Diharapkan Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat melakukan Rapat Terbatas
Kabinet untuk memberikan arahan dimulainya pelaksanaan inisiatif-inisiatif
solusi terkait dengan isu-isu seputar e-commerce sehingga mendukung dan mendorong
potensi pertumbuhan e-commerce Indonesia yang sesungguhnya.
Lalu sebenarnya apa yang menghambat potensi
pertumbuhan e-commerce di Indonesia? Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,
ada enam isu, yaitu pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, infrastruktur
komunikasi, logistik, serta edukasi dan sumber daya manusia. Isu-isu tersebut
harus dikerjakan bersama-sama dengan lembaga terkait agar menghasilkan
kebijakan yang komprehensif dan tersinkronisasi.
Adapun kementerian dan lembaga-lembaga tersebut
antara lain Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan,
Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikasi dan
Informatika, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Otoritas Jasa Keuangan, Bank
Indonesia, Kementerian Koperasi dan UKM, Pos Indonesia, ASPERINDO, IdEA, dan
lain-lain.
Tidak hanya itu, pemerintah juga merumuskan
prinsip-prinsip utama dalam mengembangkan e-commerce lewat aksi afirmatif. Lima
prinsip tersebut, antara lain seluruh warga Indonesia memiliki kesempatan yang
sama dalam mengakses serta menjadi pelaku e-commerce, seluruh warga Indonesia
memiliki ilmu dan pengetahuan agar dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk
perekonomian, meminimalisir hilangnya lapangan pekerjaan saat era transisi
menuju perekonomian digital, implementasi perangkat hukum dan kebijakan harus
mendukung keamanan e-commerce yang mencakup technology neutrality, transparansi
dan konsistensi internasional, dan utamanya pelaku bisnis e-commerce lokal
terutama pelaku bisnis pemula dan UKM harus mendapatkan perlindungan yang layak
serta menjadi prioritas utama.
Selain memberikan stimulus kepada para pelaku
bisnis e-commerce mulai dari level pemula, UKM, hingga established business,
pemerintah juga harus didukung oleh masyarakat , pihak swasta, media, maupun
organisasi non-profit untuk mendorong e-commerce menjadi sebuah gerakan
nasional/kampanye.
Indonesia harus belajar dari Tiongkok yang sudah
meluncurkan Five Year Plan for the Development of e- Commerce pada tahun 2011.
Dalam waktu tiga tahun, volume transaksi bisnis e-commerce Tiongkok sudah
mencapai 10,1 persen dari total penjualan ritel dengan angka mencapai USD 426
juta.
Indonesia dapat dikatakan memiliki bekal yang
ciamik untuk menjadi negara dengan industri e-commerce terkemuka di masa depan.
Selain memiliki sumber daya manusia yang tak kalah bagus, pasar lokal juga
menjadi potensi besar untuk mengembangkan e-commerce.
Pada akhir tahun 2015, nilai bisnis e-commerce
tanah air diprediksi sekitar USD 18 miliar. Pada tahun 2020, volume bisnis
e-commerce di Indonesia diprediksi akan mencapai USD 130 miliar dengan angka
pertumbuhan per tahun sekitar 50 persen.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia ingin
menempatkan Indonesia sebagai Negara Digital Economy terbesar di Asia Tenggara
pada tahun 2020. Selain adanya E-commerceRoadmap, pemerintah menargetkan dapat
menciptakan 1.000 technopreneurs baru pada tahun 2020 dengan valuasi bisnis USD
10 miliar.
Kondisinya saat ini banyak pelaku bisnis e-commerce
pemula baik perdagangan onlinemaupun start-up digital dengan ide-ide segar dan
inovatif yang kurang memiliki akses atau pendanaan untuk mengembangkan bisnisnya.
Untuk itu, pemerintah akan mendorong tumbuhnya technopreneurs baru, baik dengan
menggandeng mentor-mentor technopreneurs terkemuka, data center, technopark,
serta memberikan pendanaan. Sedangkan bagi pelaku bisnis UKM diharapkan mampu
naik tingkat menjadi pelaku usaha besar, bahkan menggurita hingga
internasional.
Dengan pertumbuhan bisnis online yang begitu pesat,
masyarakat Indonesia akan mendapatkan manfaat positif dalam perekonomian
seperti pertumbuhan kesejahteraan, pertumbuhan lapangan kerja baru dan
lain-lain. Dengan demikian Indonesia tidak lagi sekadar menjadi target pasar
bisnis internasional, tetapi sebaliknya dapat menjadi pengusaha e-commerce yang
mumpuni hingga menjangkau pasar luar negeri.
Pada tahun 2020, revolusi bisnis online Indonesia
diprediksi akan mendongkrak Pendapatan Domestik Bruto sebesar 22 persen.
Melihat perkembangan e-commerce di Tiongkok, maka kemungkinan hal yang sama
dapat terjadi di Indonesia begitu besar karena Indonesia dan Tiongkok memiliki
karakter yang sama.
Dengan populasi yang bejibun, Indonesia dan
Tiongkok menyediakan pasar yang begitu besar bagi pelaku bisnis lokal maupun
internasional. Jika potensi ini bisa dimanfaatkan dengan baik, sudah pasti akan
mendongkrak perekonomian nasional.
Dampak
Positif dan Negatif Teknologi Telekomunikasi dalam Bidang Ekonomi
Dalam perekonomian suatu negara, teknologi
informasi mulai dirasa mempunyai peran yang penting dalam perekonomian suatu
negara karena dengan berkembangnya teknologi informasi, perekonomian suatu
negara mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Banyak hal yang
dirasa berbeda dan berubah dibandingkan dengan cara yang berkembang sebelumnya.
Saat sekarang ini jarak dan waktu bukanlah sebagai masalah yang berarti untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi, berbagai aplikasi tercipta untuk
memfasilitasinya. Perekonomian suatu negara dapat dilihat dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikai di negara tersebut. Semakin tinggi
perkembangan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi negara
tersebut. Namun perkembangan teknologi informasi ini juga memiliki sisi
negatif, dimana banyak penyalahgunaan teknologi dalam melakukan tindak
kriminal.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu hal yang tidak
bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan
sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk
memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan,
serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang
teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh
inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun
demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif,
di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif dari kemajuan
teknologi dalam kehidupan manusia.
Dampak
Positif Telekomunikasi di Bidang Ekonomi
Teknologi yang berkembang pesat, baik teknologi
informasi, komunikasi, maupun transportasi. Sehingga orang dapat berhubungan
melewati batas-batas negara. Lebih lanjut dampak positif teknologi informasi
dan komunikasi di bidang ekonomi adalah:
Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
Terjadinya industrialisasi.
Produktifitas dunia industri semakin meningkat.
Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri
baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi
dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin
meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan
teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan
bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara
individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan
secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting
konsumen tidak perlu pergi ke toko.
Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut
pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki.
Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada
penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan.
Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami
perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan
yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan
skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.
Kemajauan ekonomi dalam bidang kedokteran mampu
menjadikan produk kedokteran menjadi komoditi.
Semakin maraknya penggunaan TIK akan semakin
membuka lapangan pekerjaan.
Dengan fasilitas pemasangan iklan di internet pada
situs-situs tertentu akan mempermudah kegiatan promosi dan pemasaran suatu
produk.
Perusahaan dapat menjangkau pasar lebih luas,
karena pembeli yang mengakses internet tidak dibatasi tempat dan waktu.
Perusahaan tidak perlu membuka cabang distribusi.
Pengeluaran lebih sedikit, karena pegawai tidak
banyak.
Harga barang lebih murah, karena biaya
operasionalnya murah.
Bisnis yang berbasis TIK atau yang biasa disebut
e-commerce dapat mempermudah transaksi-transaksi bisnis suatu perusahaan atau
perorangan.
Pemanfaatan TIK untuk membuat layanan baru dalam
perekonomian dan bisnis antara lain internet banking, SMS banking, dan e-commerce.
Dampak
Negatif Telekomunikasi di Bidang Ekonomi
Beberapa dampak negatif dari Teknologi Informasi
dan Komunikasi dalam bidang ekonomi, antara lain:
1. Dengan mudahnya melakukan transaksi di internet
menyebabkan akan semakin memudahkan pula transaksi yang dilarang seperti
transaksi barang selundupan atau transaksi narkoba.
2. Hal yang sering terjadi adalah pembobolan
rekening suatu lembaga atau perorangan yang mengakibatkan kerugian financial
yang besar.
3. Dengan kecanggihan teknologi informasi dan
komunikasi menyebabkan banyaknya terjadi kasus penipuan dalam perdagangan
online.
4. Resistensi Membeli Secara Online. Bagi orang
awam yang belum pernah bertransaksi secara online, akan merasa janggal ketika
harus bertransaksi tanpa bertatap muka atau melihat penjualnya. Belum lagi
ketakutan bila pembayaran tak terkirim atau tak diterima. Atau barang tak
dikirim, atau bahkan barang dikirim tetapi tak diterima.
5. Violance and Gore. Kekejaman dan kesadisan juga
banyak ditampilkan dalam dunia bisnis di internet. Karena segi bisnis dan isi
pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala
macam cara agar dapat menjual situs mereka, salah satunya dengan menampilkan
hal-hal yang tabu.
6. Carding. Karena sifatnya yang langsung (real
time), cara belanja dengan menggunakn kartu kredit adalah cara yang paling
banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internetpun paling banyak
melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat
mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan kartu kredit) online dan
mencatat kode kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data
yang mereka daptkan untuk melakukan kejahatan.
7. Cybercrime
Cybercrime adalah kejahatan yang di lakukan
seseorang dengan sarana internet di dunia maya yang bersifat:
a. Melintasi batas Negara
b. Perbuatan dilakukan secara illegal
c. Kerugian sangat besar
d. Sulit pembuktian secara hukum
8. Hacking
Usaha memasuki sebuah jaringan dengan maksud
mengeksplorasi atupun mencari kelemahan system jaringan. Seperti hacking pada
facebook yang sering terjadi sebagai sarana untuk jual beli online sehingga
menimbulkan kerugian bagi penjual ataupun pembeli.
9. Cracking
Usaha memasuki secara illegal sebuah jaringan
dengan maksud mencuri, mengubah atau menghancurkan file yang di simpan pada
jaringan tersebut. Dalam dunia bisnis online hal ini menimbulkan kerugian yang
besar.
10. Saling menghujat di media sosial karena
pengambilan foto-foto testimony ataupun foto-foto produk yang dijual tanpa
izin.
Apakah
perkembangan teknologi Telekomunikasi, Internet dan Teknologi Nirkabel tersebut
mendukung perkembangan usaha atau justru berdampak sebaliknya?
Perkembangan teknologi telekomunikasi, internet,
dan teknologi Nirkabel pada kebanyakan kasus mampu memndukung perkembangan
usaha skala besar dan menengah, namun pada beberapa kasus justru mematikan
usaha – usaha skala kecil.
Dampak utama yang dirasakan oleh penulis adalah
bahwa teknologi telekomunikasi, internet dan teknologi nirkabel justru mampu membantu
perkembangan usaha yang ada di Indonesia. Banyak perusahaan yang semakin
terbantu dan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi,
internet, dan teknologi nirkabel. Misalnya dalam hal luasnya penggunaan fitur
panggilan video atau video call, dapat membuat perusahaan mampu
menyelenggarakan rapat – rapat dengan kehadiran seluruh peserta yang diundang
dalam rapat tanpa harus mendatangi lokasi rapat. Ini terjadi karena rapat
dilaksanakan secara online dan dilaksanakan menggunakan aplikasi perpesanan dan
panggilan video seperti Skype, WhatsApp dan lain lain.
Bagi beberapa perusahaan, berkembangnya teknologi
jaringan internet juga mampu memberikan kemudahan bagi pemilik – pemilik
perusahaan untuk melakukan ekspansi bisnis besar – besaran di seluruh wilayah
Indonesia. Semakin luasnya cakupan dari jaringan internet yang disediakan oleh
perusahaan penyedia jasa layanan internet memungkinkan perusahaan – perusahaan
untuk membuka kantor cabang baru di berbagai wilayah di Indonesia dan mampu menghubungkan
banyak kantor cabang tersebut dengan kantor pusat dengan koneksi internet.
Jadi, secara umum dapat dikatakan bagi perusahaan
yang mampu mengikuti tren perkembangan teknologi telekomunikasi, internet, dan
teknologi nirkabel, perkembangan ini akan sangat memberi dampak positif bagi
perkembangan dan pertumbuhan perusahaan. Namun demikian, bagi perusahaan kecil
yang kesulitan untuk tetap dapat mengikuti tren perkembangan teknologi
telekomunikasi, internet serta teknologi jaringan nirkabel tentu tren ini akan
sangat menghambat pertumbuhan perusahaan tersebut.
Tren perkembangan teknologi telekomunikasi,
internet, serta teknologi jaringan nirkabel di Indonesia pada beberapa titik
dapat dikatakan sangat membantu perkembangan banyak perusahaan. Salah satu yang
paling nampak sebagai hasil dari tren perkembangan teknologi telekomunikasi,
internet, serta jaringan nirkabel di Indonesia adalah munculnya banyak
perusahaan E – Commerce asal Indonesia, serta munculnya perusahaan – perusahaan
“Start-up” seperti penyedia jasa layanan transportasi online Go-Jek, Tiket.com
dan lain sebagainya.
Tren ini, bagaimanapun, secara otomatis juga
menimbulkan dampak negatif pada saat yang bersamaan. Munculnya perusahaan
E-Commerce yang memungkinkan masyarakat melaksanakan kegiatan transaksi jual
beli secara online, disatu sisi juga menggulung banyak toko yang tidak memiliki
fitur transaksi jual beli secara online. Akibatnya, banyak pengusaha retail
yang harus menelan pil pahit dan gulung tikar karena kehadiran perusahaan
E-commerce tersebut. Sebagian pengusaha yang memiliki modal kuat, mampu
beradaptasi dengan mengembangkan sistem E-commerce milik mereka sendiri yang
memungkinkan pembeli membeli barang dagangan mereka tanpa harus mendatangi
gerai – gerai retail mereka.
Selain E-Commerce, perusahaan Start up berbasis
teknologi telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkabel lain yang
kemunculannya memicu efek berantai ialah perusahaan penyedia layanan jasa
transportasi online. Go-jek pada fase – fase awal kemunculannya di Indonesia
sempat mengalami gesekan dengan penyedia layanan taksi dan ojek pangkalan yang
tidak lagi mendapat pelanggan. Selain Go-jek, perusahaan lain yang juga
menimbulkan efek berantai dalam kemunculannya ialah layanan pemesanan tiket
secara online. Kemunculan berbagai perusahaan aplikasi penyedia tiket online
seperti Traveloka, Tiket.com, Pegi-pegi dan lain sebagainya juga membuat gerai
jasa penjualan tiket mengalami kebangkrutan. Bayangkan saja, yang tadinya
mereka menjadi penghubung antara Maskapai Penerbangan atau PT. Kereta Api
Indonesia, dengan calon penumpang, kini perannya digantikan oleh aplikasi –
aplikasi online tersebut.
Disruption
Era
Era dimana mulai bergesernya kegiatan – kegiatan
ekonomi yang dilakukan masyarakat dari metode konvensional ke metode berbasis
telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkabel sering disebut dengan era
Disruption. Mengapa disebut era Disruption, karena pada era ini terjadi ketidak
sesuaian dan mulai ditinggalkannya banyak sektor ekonomi yang tidak atau belum
menyediakan fitur atau kemampuan untuk melaksanakan transaksi secara online.
Era ini diperkirakan muncul pada tahun 2009 dimana
situs – situs belanja online mulai populer dikalangan masyarakat dunia
internasional. Era Disruption sendiri di Indonesia dimulai paska tahun 2010 dan
berlangsung hingga hari ini.
Dalam era ini masyrakat Indonesia serta pelaku
usaha di Indonesia mulai mengalami pergeseran budaya ekonomi dimana yang
tadinya lebih berorientasi kepada proses jual beli atau transaksi secara
manual, mulai berpindah ke proses jual-beli atau transaksi secara online.
Permasalahan
Yang Ditimbulkan oleh Disruption Era
Era Disruption di Indonesia tidak datang tanpa efek
negatif. Begitu banyak permasalahan yang ditimbulkan oleh era Disruption ini.
Salah satu diantaranya yakni meningkatnya persaingan antar perusahaan di dunia
online atau internet. Selain meningkatnya persaingan antar perusahaan,
kerawanan penggunaan internet juga otomatis meningkat.
Permasalahan terkait persaingan serta keamanan
jaringan menjadi dua isu utama yang sampai saat ini masih hangat dibahas dalam
berbagai forum. Persaingan usaha yang begitu ketatnya di era Disruption ini
menuntut para pelaku usaha untuk terus menerus mengkreasikan ide – ide baru
dalam pemasaran produk agar tidak kalah bersaing dengan lawan atau kompetitor
usaha.
Selain persaingan dalam hal usaha atau bisnis, era
disruption juga membawa masalah baru yakni tingkat keamanan jaringan. Era ini
menimbulkan kerentanan terhadap jaringan internet dimana risiko penyalahgunaan
jaringan internet semakin besar.
Munculnya risiko penyalahgunaan jaringan internet
tersebut otomatis membutuhkan penanganan khusus dan investasi dari perusahaan
untuk keamanan jaringan. Sebenarnya, solusi utama dari kedua kendala ini adalah
memperkuat tim Branding atau Online Marketing beserta perkuatan dalam bidang
infrastruktur maupun tim personel departemen ITE.
Memperkuat
Departemen Branding Sebagai Solusi Menghadapi Persaingan Di Era Disruption
Menghadapi Era Disruption kali ini salah satu
kendalanya adalah ketatnya persaingan dalam dunia usaha atau bisnis. Untuk
mengantisipasi hal ini, maka penting bagi perusahaan untuk memperkuat tim
departemen atau divisi Branding atau Online Marketing. Memperkuat tim Branding
atau Online Marketing tidak hanya dapat dilakukan dengan memberikan training
atau pelatihan bagi mereka. Perkuatan terhadap tim Branding atau Online
Marketing, dapat juga dilakukan dengan memberikan mereka peralatan atau gadget
telekomunikasi dengan layanan internet dan kemampuan – kemampuan yang dimiliki
perangkat teknologi nirkabel. Selain itu, tim Branding atau Online Marketing
juga dapat ditingkatkan dan diperkuat kemampuannya dengan cara membebaskan
mereka berpikir se-kreatif mungkin.
Semakin aktif, kreatif, serta lengkapnya peralatan
yang dimiliki oleh tim Branding atau Online Marketing, dalam mempromosikan dan
membangun Brand Awareness perusahaan
maka akan semakin kuat perusahaan tersebut dalam memenangkan persaingan global
yang semakin lama semakin ganas. Era Disruption mengharuskan bukan hanya
pemilik atau pimpinan perusahaan, tetapi juga seluruh anggota tim departemen
Branding atau Online Marketing untuk menjadi pribadi yang tangguh dan kreatif
serta mampu menambah kreatifitas mereka dari hari ke hari sehingga menghasilkan
ide – ide promosi baru bagi perusahaan.
Perkuatan
Tim dan Infrastruktur ITE Sebagai Solusi Menghadapi Kerentanan Jaringan
Internet di Era Disruption
Era Disruption yang juga berbarengan dengan
peningkatan tren perkembangan teknologi telekomunikasi, internet, dan teknologi
nirkabel juga membawa masalah terkait kerentanan jaringan internet. Jaringan internet di era Disruption merupakan
jaringan yang begitu luas dan begitu rentan akan ancaman dan potensi serangan.
Berikut beberapa potensi ancaman yang dapat timbul
di jaringan internet pada era Disruption ini :
1. Hacking
2. Cracking
3. Social Engineering
4. Spoofing
5. Phising
6. Ancaman Piranti Lunak Malicious Software atau
Malware
7. Ancaman Kejahatan Siber atau Cybercrime
8. Ancaman Carding
Berdasarkan potensi ancaman tersebut, dapat diambil
beberapa langkah untuk mengatasi potensi ancaman tersebut. Salah satu
diantaranya adalah dengan memperkuat perangkat infrastruktur dan personel tim
departemen ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik). Perkuatan terhadap
perangkat inrastruktur jaringan internet dapat diwujudkan dalam pengadaan atau
peremajaan untuk mengganti perangkat lama dengan perangkat baru yang lebih
terjamin keamanan nya.
Perangkat yang penulis maksud disini adalah
perangkat keras infrastruktur, yakni unit – unit Komputer Personal atau PC,
Laptop, dan perangkat koneksi jaringan internet. Sementara untuk perangkat
lunak, yang dapat ditingkatkan performa nya yakni perangkat lunak sistem
operasi yang dapat diperbaharui dan perangkat lunak antivirus. Kedua perangkat
ini harus senantiasa diperbaharui atau di Update. Ini dilakukan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya celah dalam jaringan internet milik perusahaan dan
mencegah kemungkinan munculnya serangan dari jaringan internet yang berada diluar
jaringan perusahaan yang mampu menimbulkan kerugian baik kerugian perangkat
keras secara fisik maupun kerugian data yang disimpan dalam perangkat lunak.
Sementara itu, untuk perkuatan terhadap tim
personel departemen ITE dapat dilaksanakan dengan cara memberikan kesempatan
kepada seluruh personel di departemen tersebut untuk mengikuti berbagai
Seminar, Pelatihan, dan atau Workshop terkait keamanan IT yang diadakan oleh
banyak vendor penyedia jasa layanan keamanan atau sekuritas IT. Selain
memberikan kesempatan untuk terus belajar, perusahaan juga dapat memperkuat tim
IT yang dimilikinya dengan cara memberikan anggaran investasi khusus untuk
keamanan jaringan. Anggaran ini dapat digunakan oleh tim departemen IT untuk
mencari vendor penyedia jasa layanan keamanan IT dan mengadakan pengujian atas
beberapa produk perlengkapan keamanan IT terbaru untuk dapat mengetahui
kegunaan dari perangkat tersebut.
Tujuan utama dari dilakukannya perkuatan terhadap tim
departemen IT baik melalui sisi perangkat keras, perangkat lunak, dan sisi
personel di lapangan, adalah untuk memastikan bahwa departemen IT mampu
mengatasi kemungkinan timbulnya potensi ancaman dari jaringan internet yang
berada diluar jaringan perusahaan. Selain itu menyiapkan tim IT dan
infrastruktur ITE dengan baik juga dapat berguna untuk memberikan kepercayaan
kepada pelanggan atau calon pelanggan yang akan menggunakan produk atau jasa
dari perusahaan tersebut bahwa mereka tidak salah pilih perusahaan atau
penyedia jasa layanan.
Tabel Dampak Yang Mungkin Terjadi Di Dunia Nyata Berkaitan Dengan Tren
Perkembangan Teknologi Telekomunikasi, Internet, dan Teknologi Nirkabel
NO.
|
DAMPAK YANG TERJADI
|
PIHAK YANG TERDAMPAK
|
1.
|
Dimulainya Era Disruption, Mulai
ditinggalkannya metode transaksi konvensional, dan pindah ke metode transaksi
online.
|
Pelaku Usaha atau bisnis dari berbagai
sektor bisnis di Indonesia beserta masyarakat Indonesia pada umumnya.
|
2.
|
Ancaman kerentanan jaringan internet di
berbagai perusahaan.
|
Pelaku Usaha atau pebisnis dari berbagai
sektor bisnis di Indonesia beserta masyarakat Indonesia pada umumnya.
|
3.
|
Persaingan antar pelaku usaha semakin
ketat dan intens di dunia bisnis.
|
Pelaku Usaha atau pebisnis dari berbagai
sektor bisnis di Indonesia beserta tim departemen Branding / Online Marketing
masing – masing perusahaan yang saling bersaing.
|
4.
|
Timbulnya Perangkat teknologi
telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkabel baru dalam kurun waktu
singkat.
|
Perusahaan yang memutuskan untuk tetap
up-to date terhadap kemajuan teknologi telekomunikasi, internet, dan
teknologi nirkabel.
|
5.
|
Munculnya berbagai perusahaan baru yang
mengusung konsep baru dalam penggunaan teknologi telekomunikasi, internet,
dan teknologi nirkabel dalam bisnis prosesnya.
|
Perusahaan yang sudah lebih dahulu ada
harus bisa beradaptasi dengan kemunculan pesaing abru yang mengusung konsep –
konsep baru tersebut.
|
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem
Informasi Manajemen: Implementasi Sistem Informasi. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar